Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

29 Agustus 2009

“DELAPAN MACAM NERAKA (AN-NAR)”

Oleh : H. Sunaryo A.Y.

Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbil alamin
Allahumma Shali Wassalim
Sayyidina Muhammad.

Saudaraku sesama muslim,
Ada pantun, yaitu kalau ada sumur di ladang, bolehlah kita menumpang mandi. Kalau masih diberi umur panjang, Insya Allah berjumpa lagi. Saudaraku, alhamdulillah dengan kerahmatan Allah kita masih diberi (dikaruniai) umur panjang sehingga kita (saya sebagai penulis) dan antum sebagai pembaca dapat berjumpa lagi lewat tulisan (artikel) religius bacaan untuk syiar dakwah islam ini. Tulisan saya kali ini seperti judulnya tersebut diatas akan membicarakan tentang nama-nama Neraka (An-Nar).

Baiklah saudaraku, seperti kita semua sudah tahu (memaklumi) bahwa di akhirat nanti itu ada dua macam tempat yang jauh berbeda keadaan dan sifatnya. Yang sebuah berupa tempat yang penuh kesenangan dan menggembirakan hati, sedang yang sebuah lagi merupakan tempat yang penuh siksa dan menyedihkan. Tempat kesenangan itu dinamakan Syurga (Al-Jannah) yakni yang merupakan tempat pembalasan bagi semua manusia yang baik – baik amal perbuatannya, sangat berbakti serta taatnya kepada Allah SWT.

Adapun tempat yang penuh siksa, kesusahan dan kesengsaraan itu di namakan Neraka (An-Nar) yang berwujud api yang menyala-nyala dahsyat sekali dan inilah yang akan merupakan tempat pembalasan bagi semua manusia yang buruk amal perbuatannya, durhaka dan tidak mau mentaati serta tidak berbakti kepada Allah SWT, enggan mengikuti perintah-Nya, malahan menerjang apa-apa yang dilarang oleh-Nya. Kedua macam pembalasan itu kiranya sudah patut dan sudah semestinya, karena yang segolongan berlelah-lelah dan membanting tulang untuk mencari keridhoan dan pengampunan Allah SWT yaitu golongan kaum muslimin (mukminin).

Sedang yang segolongan lainnya tidak henti-hentinya memupuk dan menambah-nambah dosa serta keburukan amal, yaitu golongan selain kaum mukminin. Jadi apabila segolongan dibalas dengan keselamatan, kebahagiaan dan kesenangan sedang yang segolongan lainnya dibalas dengan kesengsaraan hidup di akhirat, kesusahan dan penderitan, maka kedua hal diatas itu memang sudah layak sekali. Ringkasnya bahwa kedua golongan tersebut tidak perlu disamakan tempat kembali atau pembalasannya.

Saudaraku, Neraka (An-Nar) adalah tempat penyiksaan dan ini mempunyai nama yang bermacam-macam, sebagaimana yang tertulis ini dan tertera didalam kitab suci Al-Qur’an :

1.Jahanam
“Apakah orang-orang itu tidak mengerti bahwa sesungguhnya siapa saja orang yang membantah (yakni berani durhaka) kepada Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh siksa Neraka Jahanam, kekal didalamnya dan yang sedemikian ini adalah suatu kehinaan yang besar sekali.” ( QS. At-Taubah : 63 )

2.Al - Jahim
“orang – orang ahli Syurga itu tidak akan merasakan kematian lagi, selain kematian yang pertama (ketika didunia itu) dan mereka itu terjaga dari siksa Neraka Jahim.” ( QS. Ad – Dukhan : 56 )

3. Al - Hawiyah
“Adapun orang yang ringan timbangan amalnya, maka tempat kembalinya adalah Neraka Hawiyah. Adakah engkau mengetahui, apakah Hawiyah itu? Hawiyah adalah api yang amat panas sekali.” ( QS. Al – Qori’ah : 8 – 11 )

4.Wail
“Jurang Neraka Wail adalah diperuntukkan orang-orang yang mengurangi takaran (timbangan) yaitu orang yang apabila menerima takaran (timbangan) dari orang lain selalu meminta penuh, sedang apabila menakar (menimbang) untuk orang lain lalu menguranginya.” ( QS. Al – Muthaffifiin: 1-3 )

5.As –Sa’ir
“Dan niscayalah Kami telah memperhias langit didunia ini dengan bintang-bintang bagaikan pelita dan semuanya itu Kami gunakan untuk melempar Syaithan – syaithan. Kami telah menyediakan untuk Syaithan-syaithan ini siksa Neraka Sa’ir.“ ( QS. Al – Mulk : 5 )

6.Ladha
“Jangan demikian, Sesungguhnya Neraka itu disebut Neraka Ladha (yang artinya ialah api yang dahsyat sekali nyalanya), yang dapat melenyapkan kulit kepala, itulah yang menyeret orang-orang yang membelakangi kebenaran dan memalingkan mereka (yakni orang-orang kafir), juga orang yang gemar mengumpulkan serta menyimpan harta (dan tidak menetapi kewajiban zakatnya). ( QS. Al-Ma´aarij: 15-18 )

7.Saqar
“Orang yang durhaka itu akan Kami masukan kedalam Neraka Saqar. Adakah engkau mengetahui, apakah Saqar itu? Saqar adalah Neraka yang tidak meninggalkan bekas apapun dan tidak ada yang tidak disukai olehnya (terhadap apapun uang diberikan padanya) Neraka Saqar ada beberapa malaikat yang menjaganya, Jumlahnya sembilan belas. “ ( QS. Al – Muddatsir : 26 – 30 )

8.Al -Huthamah
“Jangan demikian, niscayalah orang yang durhaka itu pasti akan delemparkan ke dalam Neraka Huthamah, Adakah engkau mengetahui apakah Huthamah itu? Huthamah itu ialah api Neraka kepunyaan Allah yang dinyalakan, menyambar naik sampai ke ulu hati. Sesungguhnya orang-orang kafir dlam Neraka huthamah itu ditutup rapt-rapt serta di ikatlah mereka itu pada tiang-tiang yang dimalangkan letaknya.” ( QS. Al – Humazah:4-9 )

* * *
( Bahan – bahan materi diambil dan dikutip dari kitab Hadza Yaumuddin atau Inilah Hari Pembalasan ( Kiamat) Oleh : Moh. Abday Rathomy. )

* * *
Tulisan (artikel) religius ini dapat anda temukan pada website pribadi H. Sunaryo A.Y. dengan alamat : http://hajisunaryo.co.nr

28 Agustus 2009

"Surat dari IBLIS"

Aku melihatmu kemarin, saat engkau
memulai aktifitas harianmu.

Kau bangun tanpa sujud
mengerjakan subuhmu

Bahkan kemudian, kau juga tidak
mengucapkan "Bismillah" sebelum
memulai santapanmu, juga
tidak sempat mengerjakan shalat Isha
sebelum berangkat ketempat
tidurmu

Kau benar2 orang yang bersyukur, Aku
menyukainya

Aku tak dapat mengungkapkan betapa
senangnya aku melihatmu tidak merubah
cara hidupmu.


Hai Bodoh, Kamu millikku!

Ingat, kau Dan aku sudah
bertahun-tahun bersama,

Dan aku masih belum bisa benar2
mencintaimu .

Malah aku masih membencimu, karena
aku benci Allah.

Aku hanya menggunakanmu untuk
membalas dendamku kepada Allah.

Dia sudah mencampakkan aku dari
surga, Dan aku akan tetap
memanfaatkanmu sepanjang masa untuk
mebalaskannya

Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU Dan dia
masih memiliki rencana-rencana untukmu
dihari depan.

Tapi kau sudah menyerahkan
hidupmu padaku,

Dan aku akan membuat kehidupanmu
seperti neraka.

Sehingga Kita bisa bersama dua kali
Dan ini akan menyakiti hati ALLAH

Aku benar-benar berterimakasih
padamu, karena aku sudah menunjukkan
kepada NYA siapa yang
menjadi pengatur dalam hidupmu dalam
masa2 yang kita jalani

Kita nonton film porno bersama,
memaki orang, mencuri, berbohong,
munafik, makan
sekenyang-kenyangya , guyon2an jorok,
bergosip, manghakimi orang,
menghujam orang dari belakang, tidak
hormat pada orang tua.
Tidak menghargai Masjid, berperilaku
buruk.

TENTUNYA kau tak ingin
meninggalkan ini begitu saja.

Ayolah, Hai Bodoh, kita
terbakar bersama, selamanya.

Aku masih memiliki rencana2
hangat untuk kita.

Ini hanya merupakan surat
penghargaanku untuk mu.

Aku ingin mengucapkan
'TERIMAKASIH' karena sudah
mengizinkanku memanfaatkan hampir
semua masa hidupmu.

Kamu memang sangat mudah dibodohi,
aku menertawakanmu.

Saat kau tergoda berbuat dosa kamu
menghadiahkan tawa.

Dosa sudah mulai mewarnai
hidupmu.

Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan
sekarang aku perlu darah muda.

Jadi, pergi dan lanjutkanlah
mengajarkan orang-orang muda bagaimana
berbuat dosa.

Yang perlu kau lakukan adalah
merokok, mabuk-mabukan, berbohong,
berjudi, bergosip, dan
hiduplah se-egois mungkin.

Lakukan
semua ini didepan anak-anak dan mereka
akan menirunya.

Begitulah
anak-anak .

Baiklah, aku
persilahkan kau bergerak sekarang.

Aku akan
kembali beberapa detik lagi untuk
menggoda mu lagi.

Jika kau
cukup cerdas, kau akan lari sembunyi,
dan bertaubat atas
dosa-dosamu.

Dan hidup
untuk Allah dengan sisa umurmu yang
tinggal sedikit.

Memperingati orang bukan tabiatku,
tapi diusiamu sekarang dan tetap
melakukandosa, sepertinya memang agak
aneh.

Jangansalah sangka, aku masih tetap
membencimu.

Hanya sajakau harus menjadi orng tolol
yang lebih baik dimata ALLAH.

Catatan:
========
Jika kau benar2 menyayangiku,
kau tak akan membagi surat ini dengan
siapapun.

Sang Maha Pencipta...

Saat kau bangun di pagi hari, AKU memandangmu dan berharap engkau akan berbicara kepadaKU, walaupun hanya sepatah kata meminta pendapatKU atau bersyukur kepadaKU atas sesuatu yang indah yang terjadi dalam hidupmu hari ini atau kemarin.

Tetapi AKU melihat engkau begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja. AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap, AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti dan menyapaKU, tetapi engkau terlalu sibuk.

Disuatu tempat engkau duduk disebuah kursi selama lima belas menit tanpa melakukan apapan. Kemudian AKU melihat engkau menggerakkan kakimu. AKU berfikir engkau akan berbicara kepadaKU tetapi engkau berlari ke telephone, dan menelepone seseorang teman untuk mendengarkan gosip terbaru. AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari. Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang ke sekeliling, mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepadaKU, itulah sebabnya engkau tidak menundukan kepalamu. engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu dan melihat beberapa temanmu berbicara dan menyebut namaKU dengan lembut sebelum mereka menyatap rizki yang AKU berikan, tetapi engkau tidak melakukannya. Yah, tidak apa-apa masih ada waktu yang tersisa dan aku berharap engkau akan berbicara kepadaKU, meskipun saat engkau pulang kerumah kelihatannya seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan. Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV, AKU tidak tahu apakah kau suka menonton TV atau tidak, hanya saja engkau selalu kesana dan menghabiskan banyak waktu setiap hari di depannya, tanpa memikirkan apapun dan hanya menikmati acara yang ditampilkan. Kembali AKU menanti dengan sabar saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU.

Saat tidur KUpikir kau merasa terlalu lelah. Setelah mengucap-kan selamat malam kepada semua keluargamu, kau melompat ketempat tidur dan tertidur tanpa sepatahpun namaKU kau sebut. Tidak apa-apa karena mungkin engkau tidak menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu. AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari. AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana bersabar terhadap orang lain. AKU menyayangimu, setiap hari AKU menantikan sepatah kata, do'a, pikiran atau ucapan syukur dari hatimu. Baiklah, engkau bangun kembali dan kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa hari ini kau akan memberiku sedikit waktu untuk menyapaKU.

Tapi AKU tunggu... ah, tak jua kau menyapaKU. Dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, hingga hari berganti lagi, kau masih mengacuhkan AKU. Tak ada sepatah kata, tak ada seucap do'a, dan tak ada rasa, tak ada harapan dan keinginan untuk bersujud kepadaKU.

Apakah salahKU padamu? Rizki yang AKU limpahkan, kesehatan yang AKU berikan, harta yang AKU relakan, makanan yang AKU hidangkan, anak-anak yang AKU rahmatkan, apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepadaKU? Percayalah AKU selalu mengasihimu, dan AKU tetap berharap suatu saat engkau menyapaKU, memohon perlindunganKU, dan bersujud menghadapKU. Yang selalu menyertaimu setiap saat, ALLAH SWT.

27 Agustus 2009

Tidur orang berpuasa adalah ibadah??????

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ungkapan seperti yang anda sampaikan, yaitu tidurnya orang berpuasa merupakan ibadah memang sudah seringkali kita dengar, baik di pengajian atau pun di berbagai kesempatan. Dan paling sering kita dengar di bulan Ramadhan.

Di antara lafadznya yang paling populer adalah demikian:

نوم الصائم عبادة وصمته تسبيح وعمله مضاعف ودعاؤه مستجاب وذنبه مغفور

Tidurnya orang puasa merupakan ibadah, diamnya merupakan tasbih, amalnya dilipat-gandakan (pahalanya), doanya dikabulkan dan dosanya diampuni.

Meski di dalam kandungan hadits ini ada beberapa hal yang sesuai dengan hadits-hadits yang shahih, seperti masalah dosa yang diampuni serta pahala yang dilipat-gandakan, namun khusus lafadz ini, para ulama sepakat mengatakan status kepalsuannya.

Adalah Al-Imam Al-Baihaqi yang menuliskan lafadz itu di dalam kitabnya, Asy-Syu'ab Al-Iman. Lalu dinukil oleh As-Suyuti di dalam kitabnya, Al-Jamiush-Shaghir, seraya menyebutkan bahwa status hadits ini dhaif (lemah).

Namun status dhaif yang diberikan oleh As-Suyuti justru dikritik oleh para muhaddits yang lain. Menurut kebanyakan mereka, status hadits ini bukan hanya dhaif, tetapi sudah sampai derajat hadits maudhu' (palsu).

Hadits Palsu

Al-Imam Al-Baihaqi telah menyebutkan bahwa ungkapan ini bukan merupakan hadits nabawi.Karena di dalam jalur periwayatan hadits itu terdapat perawi yang bernama Sulaiman bin Amr An-Nakhai, yang kedudukannya adalah pemalsu hadits.

Hal senada disampaikan oleh Al-Iraqi, yaitu bahwa Sulaiman bin Amr ini termasuk ke dalam daftar para pendusta, di mana pekerjaannya adalah pemalsu hadits.

Komentar Al-Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah juga semakin menguatkan kepalsuan hadits ini. Beliau mengatakan bahwa si Sulaiman bin Amr ini memang benar-benar seorang pemalsu hadits.

Bahkan lebih keras lagi adalah ungkapan Yahya bin Ma'in, beliau bukan hanya mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr ini pemasu hadits, tetapi beliau menambahkan bahwa Sulaiman ini adalah "manusia paling pendusta di muka bumi ini!"

Selanjutnya, kita juga mendengar komentar Al-Imam Al-Bukhari tentang tokoh kita yang satu ini. Belaiu mengatakan bahwa Sulaiman bin Amr adalah matruk, yaitu haditsnya semi palsu lantaran dia seorang pendusta.

Saking tercelanya perawi hadits ini, sampai-sampai Yazid bin Harun mengatakan bahwa siapapun tidak halal meriwayatkan hadtis dari Sualiman bin Amr.

Iman Ibnu Hibban juga ikut mengomentari, "Sulaiman bin AmrAn-Nakha'i adalah orang Baghdad yang secara lahiriyah merupakan orang shalih, sayangnya dia memalsu hadits. Keterangan ini bisa kita dapat di dalam kitab Al-Majruhin minal muhadditsin wadhdhu'afa wal-matrukin. Juga bisa kita dapati di dalam kitab Mizanul I'tidal.

Rasanya keterangan tegas dari para ahli hadits senior tentang kepalsuan hadits ini sudah cukup lengkap, maka kita tidak perlu lagi ragu-ragu untuk segera membuang ungkapan ini dari dalil-dalil kita. Dan tidak benar bahwa tidurnya orang puasa itu merupakan ibadah.

Oleh karena itu, tindakan sebagian saudara kita untuk banyak-banyak tidur di tengah hari bulan Ramadhan dengan alasan bahwa tidur itu ibadah, jelas-jelas tidak ada dasarnya. Apalagi mengingat Rasulullah SAW pun tidak pernah mencontohkan untuk menghabiskan waktu siang hari untuk tidur.

Kalau pun ada istilah qailulah, maka prakteknya Rasulullah SAW hanya sejenak memejamkan mata. Dan yang namanya sejenak, paling-paling hanya sekitar 5 sampai 10 menit saja. Tidak berjam-jam sampai meninggalkan tugas dan pekerjaan.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Ahmad Sarwat, Lc

NASIHAT UNTUK ORANG ORANG YANG CANTIK

Setiap orang adalah unik. Setiap orang ada kelebihan dan kekekurangannya yang tertentu. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Rasululluh s.a.w karena baginda telah ditentukan maksum. Selebihnya tidak terkecuali daripada sifat lemah, buruk, hina, sakit dan bermacam-macam perkara lagi. Anda tidak perlu berasa susah hati lantaran gemuk, tidak menarik, terlalu rendah malah cacat. Biar bagaimana keadaan anda, anda tetap unik dan tanpa anda alam ini tidak sempurna.

Memang ALLAH S.W.T menjadikan manusia pelbagai rupa dan gaya. Disitulah berkuasanya ALLAH S.W.T. Dia berhak dan mampu berbuat apa saja mengikut kehendak-Nya. Kita memang tidak ada pilihan untuk mempersoal itu ini, mempertikai itu ini. Anda mungkin berasa rendah hati melihat kekurangan-kekurang an yang ada pada diri anda.

Nah, anggap ia satu kelebihan. Jika anda sangka anda buruk, ia satu kelebihan yang tiada pada orang cantik. Anda sangka kecantikan sentiasa membawa untung? Tidak, tidak selalunya begitu. Kadang-kadang kecantikan memusnahkan. Setelah anda dikenali sebagai cantik, ketakutan anda terhadap keburukan lebih besar daripada jika anda semulajadinya buruk. Orang cantik fobia menjadi buruk.. Setiap kedutan di wajah akan dirawat dan setiap kedutan begitu menyusahkan dirinya. Saat menjadi buruk pasti tiba, bagaimanakah perasan si cantik meghadapi hari tua mereka? Bukankah rasa susah yang tiada kesudahan?

Kadang-kadang seekor semut diberikan sayap oleh ALLAH S.W.T supaya dia boleh terbang dan menerjah api. Samalah halnya, kadang-kadang seseorang manusia itu diberikan kecantikan supaya dengan kecantikan itu dia boleh berbuat sebanyak-banyak mungkar untuk diberikan balasan setimpal di Akhirat. Tontonlah film atau drama-drama di TV. Kisah hidup orang cantik selalunya penuh duri. Jika anda buruk setidak-tidaknya anda bebas rasa riak dan takabur. Penghuni neraka kebanyakkannya wanita sebagaimana disabdakan Rasullah s.a.w wanita itu tentu yang cantik tapi gagal memahami untuk apa kecantikan itu diberikan ALLAH S.W.T kepadanya. Dan wanita itu tidak terkecuali juga yang buruk sebab dia berterus-terusan saja mempertikaikan kerja TUHAN.

Siapakah wanita penghuni syurga itu, barangkali yang cantik dan dia sentiasa faham kecantikan itu ukuran manusia . Cantik pada pandanagn ALLAH S.W.T adalah ketaatannya terhadap semua perintah dan larangan ALLAH S.W.T. Barangkali juga yang buruk tapi dia faham ALLAH S.W.T tidak memandang rupa paras tapi apa yang ada di dalam hatinya. Wahai orang cantik, orang buruk, orang rendah, orang cacat, semuanya itu hanyalah ukuran manusia dan ukuran manuisa selalunya sasar. Hargai diri anda sebab kewujudan anda mambuktikan kekuasaan ALLAH S.W.T!

25 Agustus 2009

Al-Qur'an

"Sesungguhnya orang-orang kafir itu dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapat la'nat dari Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, para malaikat dan manusia seluruhnya. mereka kekal dalam la'nat itu, tidak di ringankan siksa dari mereka dan tidak pula mereka di beri tangguh oleh Alloh Subhanahu Wa Ta'ala". (QS Al Baqoroh :161/162)

Al-Hadist

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Barangsiapa menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, niscaya ia akan mendapat pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. Ahmad dan An-Nasai serta dinyatakan shahih oleh Al-Albani)

22 Agustus 2009

Al-Hadist

Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 257)

21 Agustus 2009

Al-Hadist

Dari Anas r.a. ,Rasulullah saw. bersabda, “Bersahurlah ; karena di dalam santap sahur itu terdpt barakah.” (Muttafaqun ‘alaih:Fathul Bari IV:139 no:139 no:1923, Muslim II:770 no:1095, Tirmidzi II:106 no:703, Nasa’i IV:141 & Ibnu Majah I:540 no:1690). Dari Abdullah bin Amr r.a. ,Rasulullah saw. bersabda, “Bersahurlah, walaupun sekedar setegukan. “(Shahih:Sahihul Jami’us no:2945 & Sahih Ibnu Hibban VIII:224 no:884).

20 Agustus 2009

Berhati-hati dengan "Salam"

Mungkin karena kesibukan, diantara kita sering menyingkat ucapan "salam" yang arti awalnya do’a keselamatan justru menjadi "cacian" dan kata "jorok". Lho bagaimana bisa?

Hidayatulloh. com--Ucapan "Assalamu'alaikum", merupakan anjuran agama, dan sangat berpengaruh terhadap kehidupan umat beragama, dengan salam dapat menjalin persaudaraan dan kasih sayang, karena orang yang mengucapkan salam berarti mereka saling mendo'akan agar mereka mendapat keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Nabi Muhammad SAW bersabda, "Kalian tak akan masuk surga sampai kalian beriman dan saling mencintai. Maukah aku tunjukkan satu amalan bila dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Yaitu, sebarkanlah salam di antara kalian." [HR Muslim dari Abi Hurairah]

Saya seringkali menerima sms atau e-mail dari beberapa kawan dan juga beberapa ustadz yang mengawali salamnya dengan singkatan. Singkatannya pun macam-macam. Ada yang singkat seperti "Asw" atau "Aslm". Ada yang sedikit lebih panjang seperti ; "Ass Wr Wb" atau "Aslmwrwb" . Namun yang sering saya dapatkan, adalah singkatan "Ass". Singkatan terakhir ini paling umum dan paling sering digunakan. Bagi saya, ini adalah singkatan yang tidak enak untuk dibaca, terlebih kalau mengerti artinya.

Marilah kita simak singkatan ini. Dalam kamus linguistik yang saya punya, arti dari kata Ass yang berasal dari bahasa Inggris itu adalah sebagai berikut;
"Ass" berarti: Pertama, kb. (animal) yang artinya keledai. Kedua, orang yang bodoh. Don't be a silly (Janganlah sebodoh itu). Dan ketiga, Vlug (pantat).

Padahal seperti kita ketahui ucapan Assalamu'alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh adalah sebuah ucapan salam sekaligus do’a yang kita tujukan kepada orang lain. Ucapan salam dalam Islam sesungguhnya merupakan do'a seorang Muslim terhadap saudara Muslim yang lain. Maka, apabila kita mengucap salam dengan hanya menuliskan "Ass", secara tidak sadar mungkin kita malah mendo’akan hal yang buruk terhadap saudara kita.

Kita paham, mungkin banyak orang diantara kita cukup sibuk dan ingin cepat buru-buru menulis pesan. Barangkali, singkatan itu bisa mempercepat pekerjaan. Karena itu, penulis menyarankan, jika memang keadaan sedang tidak memungkinkan untuk menulis salam lewat SMS dengan kalimat lengkap karena sedang menyetir di jalan, misalnya, solusinya cukup mudah adalah menulis pesan to the point saja. Tulislah "met pagi, met siang, met malam dan seterusnya. Ini masih lebih baik dibandingkan kita harus memaksakan diri menggunakan singkatan dari do’a keselamatan Assalamu'alaikum menjadi "Ass" (pantat).

Jangan sampai awalnya kita ingin menyampaikan do’a keselamatan yang terjadi justeru sebaliknya, mendo’akan keburukan. Kalau boleh saya mengistilahkah, niat baik ingin berdo’a, jadinya malah ucapan kotor.

Ucapan salam adalah ucapan penghormatan dan do’a. Apabila kita dihormati dengan suatu penghormatan maka seharusnya kita membalas dengan sebuah penghormatan pula yang lebih baik, atau minimal, balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya ALLOH SWT akan memperhitungkan setiap yang kamu kerjakan.

Hanya saja, kalau kita mengganti ucapan kalimat salam arti awalnya sangat mulia, maka, yang terjadi adalah sebaliknya, salah dan bisa-bisa menjadi umpatan kotor.
Karena itu, jika tidak berhati-hati, mengganggati ucapan Assalamu'alaikum (Semoga sejahtera atasmu) dengan menyingkatnya menjadi "Ass" (pantat), ini mirip dengan mengganti do’a yang baik dengan mengganti dengan bahasa jalanan orang Jakarta, yang artinya kira-kira, berubah arti menjadi (maaf) "Pantat Lu!"

Singkatan ala Rosululloh

Meski nampak sederhana, ucapan salam sudah diatur oleh agama kita (Islam). Ucapan Assalamu alaikum dalam Bahasa Arab, digunakan oleh kaum Muslim. Salam ini adalah Sunnah Nabi Muhammad SAW, intinya untuk merekatkan ukhuwah Islamiyah umat Muslim di seluruh dunia. Mengucapkan salam, hukumnya adalah sunnah. Sedangkan bagi yang mendengarnya, wajib untuk menjawabnya. Itulah agama kita.

Sebelum Islam datang, orang Arab terbiasa menggunakan ungkapan-ungkapan salam yang lain, seperti Hayakalloh. Artinya semoga ALLOH SWT menjagamu tetap hidup. Namun ketika Islam datang, ucapan itu diganti menjadi Assalamu 'alaikum. Artinya, semoga kamu terselamatkan dari segala duka, kesulitan dan nestapa.

Ibnu Al-Arabi didalam kitabnya Al-Ahkamul Qur'an mengatakan, bahwa salam adalah salah satu ciri-ciri ALLOH SWT dan berarti "Semoga ALLOH SWT menjadi Pelindungmu".

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rosul bersabda, "Kamu tidak akan masuk surga hingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai (karena ALLOH SWT). Apakah kamu mau jika aku tunjukkan pada satu perkara jika kamu kerjakan perkara itu maka kamu akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kamu!" (HR. Muslim)

Abu Umammah RA meriwayatkan bahwa Rosululloh SAW bersabda: "Orang yang lebih dekat kepada ALLOH SWT adalah yang lebih dahulu memberi Salam." (Musnad Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Abdulloh bin Mas'ud RA meriwayatkan Bahwa Rosululloh SAW bersabda, "Salam adalah salah satu Asma ALLOH SWT yang telah ALLOH SWT turunkan ke bumi, maka tebarkanlah salam. Ketika seseorang memberi salam kepada yang lain, derajatnya ditinggikan dihadapan ALLOH SWT. Jika jama'ah suatu majlis tidak menjawab ucapan salamnya maka makhluk yang lebih baik dari merekalah (yakni para malaikat) yang menjawab ucapan salam." (Musnad Al Bazar, Al Mu'jam Al Kabir oleh At Tabrani)

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rosululloh SAW bersabda, "Orang kikir yang sebenar-benarnya kikir ialah orang yang kikir dalam menyebarkan Salam." ALLOH SWT berfirman didalam Al-Qur'an Surat An-Nisa Ayat 86. Demikianlah ALLOH SWT memerintahkan agar seseorang membalas dengan ucapan yang setara atau yang lebih baik.

Bedanya agama kita dengan agama lain, setiap Muslim ketika mengucapkan salam kepada saudaranya, dia akan diganjar dengan kebaikan (pahala).

Dalam kaidah singkat menyingkat pun sudah diatur oleh ALLOH SWT dan diajarkan kepada Rosululloh SAW. Dalam suatu pertemuan bersama Rosululloh SAW, seorang sahabat datang dan melewati beliau sambil mengucapkan, "Assalamu 'alaikum". Rosululloh SAW lalu bersabda, "Orang ini mendapat 10 pahala kebaikan," ujar beliau.

Tak lama kemudian datang lagi sahabat lain. Ia pun mengucapkan, "Assalamu'alaikum Warahmatulloh." Kata Rosululloh SAW, "Orang ini mendapat 20 pahala kebaikan." Kemudian lewat lagi seorang sahabat lain sambil mengucapkan, "Assalamu 'alaikum warahmatulloh wa baraokatuh." Rosululloh pun bersabda, "Ia mendapat 30 pahala kebaikan." [HR. Ibnu Hibban dari Abi Hurairah].

Nah dari tiga singkatan itu silahkan Anda pilih yang mana yang Anda inginkan tanpa harus menyingkatnya sendiri yang justru bisa menghilangkan nilai pahalanya. Tentu saja, jangan Anda lupakan, tiga singkatan itu sudah rumus dari Nabi yang dipilihkan untuk kita.

Satu hal lagi yang perlu diingat adalah ketika kita menuliskan kata Assalamu'alaikum, perlu diperhatikan agar jangan sampai huruf L nya tertinggal sehingga menjadi Assaamu'alaikum.

Karena apa ? Diriwayatkan bahwa dahulu ada seorang Yahudi yang memberi salam kepada Nabi dengan ucapan "Assaamu 'alaika ya Muhammad" (Semoga kematian dilimpahkan kepadamu).

Dan kata assaamu ini artinya kematian. Kata ini adalah plesetan dari "Assalaamu 'alaikum". Maka nabi berkata, "Kalau orang kafir mengatakan padamu assaamu 'alaikum, maka jawablah dengan wa 'alaikum (Dan semoga atas kalian pula)." [HR. Bukhari]

Tulisan ini, mungkin nampak sederhana. Meski sederhana, dampaknya cukup besar. Boleh jadi, kita belum pernah membayangkannya selama ini. Nah, setelah ini, sebaiknya alangkah lebih baik jika memulai kembali menyempurnakan salam kepada saudara kita. Tapi andaikata memang kondisi tak memungkinkan, sebaiknya, pilihlah singkatan yang sudah dipilihkan Nabi kita Muhammad SAW tadi. Mungkin Anda agak capek sedikit tidak apa-apa, sementara sedikit capek, 30 pahala kebaikan telah kita kantongi.

[indra yogiswara,/www.hidayatulloh. com]

Ar Rahman dan Ar Rahim

Seorang teman bertanya kepada seorang hamba Allah, “Kalau Allah memiliki sifat Ar Rahman dan Ar Rahim, kenapa di dunia ini masih banyak penderitaan, penindasan dan kemiskinan? Tidakkah Allah Maha Berkuasa atas semua itu dan dapat merubahnya menjadi kebahagian, kecukupan dan kekayaan. Dimana letak keadilan Allah SWT?

Hamba itu berusaha untuk menjawabnya. Awalnya ia bercerita tentang hakikat penciptaan manusia yang Allah SWT sampaikan di dalam kitab-Nya yang mulia Al Quran. Dalam QS Al Insaan [76] ayat 2, Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat.”

Inilah sebenarnya hakikat penciptaan manusia tersebut. Allah SWT hendak menguji setiap diri manusia dengan keadaan yang ia alami. Apakah keadaan itu menyenangkan buatnya ataupun menyusahkan baginya. Bukankah Allah memberi sesuatu yang paling berharga bagi manusia? Yang dapat ia pakai sebagai alat survival bagi keadaannya. Allah SWT memberi manusia "Akal". Ayat diatas menyebutkan, “Karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat.” Bukankah Akal akan bekerja dengan input pendengaran dan penglihatan? Data yang masuk melalui pendengaran dan penglihatan akan dicerna melalui akal dan kemudian ia akan memutuskan langkah apa yang akan ia ambil untuk menghadapi apa yang sedang meliputi dirinya. Jika apa yang ia lihat dan ia dengar menjadikan ia sedih, ia akan berusaha mengatasi kesedihannya. Ketika ia kekurangan, ia berusaha untuk mencukupi dirinya. Demikian seterusnya.

Di ayat berikutnya Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kufur” (QS Al Insaan [76]:3).

Di ayat ini Allah ingin menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan hati nurani bagi manusia yang dalam bahasa arab disebut Qalb. Sesuatu yang dipenuhi nilai-nilai ke-Illahiah-an. Dalam bahasa “Science Modern” disebut dengan “God Spot”. Sesuatu yang dapat menuntun manusia ke suatu jalan yang Allah ridhai. Tapi kenapa banyak dari manusia tersesat walaupun hati tersebut dipenuhi dengan nilai ke-Illahiah-an? Karena manusia sendiri yang tidak dapat menerjemahkan sinyal-sinyal ke-Illahiah-an tersebut. Ia selalu menutup hatinya untuk memahami. Ego dirinya lebih kuat dari keinginan untuk menerima kebenaran. Allah SWT berfirman di dalam Al Quran:

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat dengan sepengetahuan Nya? Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletakkan tutup atas penglihatannya. Maka siapakah yang mampu memberinya petunjuk setelah Allah (membiarkannya sesat)? Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?” (Q.S. Al Jatsiyah [45]: 23)

Ada suatu riwayat dari Al Quran ketika Allah SWT menyuruh para makhluknya (malaikat) untuk bersujud kepada Adam. Allah berfirman di QS Al Hijr [15]: 29, “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan kedalamnya ruh Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.”

Dalam tafsir Al Mishbah, Dr Quraish Shihab menafsirkan bahwa Allah menyuruh malaikatnya untuk bersujud kepada ruh-Nya yang ada pada Adam as tersebut, bukan kepada bentuk manusia-nya. Hal ini mengajarkan kepada kita bahwa manusia itu memiliki nilai yang sangat tinggi disisi Allah karena ada ruh Allah SWT di dalam dirinya. Karena hal yang demikian Allah telah memilih manusia untuk menjadi khalifahnya di muka bumi ini. Hal yang pada mulanya dipertanyakan oleh para malaikatnya. Hal ini Allah SWT sampaikan di QS Al Baqarah [2]:30:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka bumi.’ Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensyucikan Engkau?’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”

Dalam bukunya “Even the Angel Ask” yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul “Bahkan Malaikatpun Bertanya” karya seorang mualaf amerika Dr. Jeffrey Lang, hal ini menjadi pokok bahasannya yang sangat panjang. Ia menyimpulkan bahwa manusia diberi Allah sesuatu yang tidak ada pada malaikat yaitu hati dan akal.

Jadi kenapa Allah seolah-olah membiarkan kemiskinan, penderitaan dan penindasan itu terjadi, hal itu tak lain adalah hakikat dari penciptaan manusia itu sendiri. Allah SWT ingin mengujinya dan Allah telah memberi manusia “akal dan hati” untuk dapat survive dalam kehidupannya yang tidak dimiliki makhluk lain.

Dalam hal menjawab pertanyaan yang kedua: “Dimana letak adilnya Allah?” Mungkin sang teman lupa kalau hakikat dunia bukan tempat meraih hasil. Setiap shalat 17 kali sehari semalam kita membaca “Maliki yau middin” dalam surat Al Fatihah yang berarti “Yang Menguasai hari Pembalasan.” Bukankah pembalasan itu kelak di akhirat nanti?

Kita baru dapat mengatakan seseorang telah berbuat adil kepada kita jika apa yang kita lakukan telah mendapat balasannya. Bagi seorang pekerja, ia akan mengatakan majikannya adalah seorang yang adil jika si majikan telah membayarnya upah sesuai dengan beban yang ia kerjakan. Dapatkah kita mengatakan Allah SWT tidak adil saat didunia ini? Sementara hasil dari apa yang menjadi amal shaleh kita belum mendapat balasannya? Kalaupun ada balasan itu baru hanya sekedar panjar karena dunia ini bukanlah tempat menuai hasil.

Allah mengibaratkan hubungan-Nya dengan hamba-Nya seperti hubungan jual beli (tijarah). Hal ini termaktub dalam QS Ash Shaff [61] ayat 10. Allah ‘Azza wa Jalla tidak berjual beli tunai karena jual beli tunai tidak memerlukan saling percaya. Jika dua orang melakukan jual beli tunai, maka tidak perlu ada kepercayaan antara si penjual dengan si pembeli asal tercapai kesepakatan diantara penjual dan pembeli mengenai mutu barang dan harga yang sesuai. Tapi jika si pembeli ingin mencicilnya, atau si penjual memerlukan panjar (DP), maka diperlukan saling percaya dan menghormati. Saling percaya inilah yang disebut keimanan kepada Allah SWT. Saat ini, di dunia, kita diperintahkan untuk mentaati Allah SWT dan sabar serta ikhlas dalam mentaatinya. Jika tidak ada keimanan dalam hati kita, dapatkah kita melakukannya?

Cobalah kita bayangkan jika si miskin dengan doanya tiba-tiba menjadi kaya; yang kaya karena didoakan oleh si miskin langsung jatuh menjadi miskin; yang sakit tiba-tiba menjadi sembuh; yang terbunuh tiba-tiba bangkit dan membunuh si pembunuh; yang bersedeqah langsung dibalasi dengan berlipat ganda oleh Allah SWT di dunia ini; Seorang pengendara sepeda motor yang menyalip sebuah mobil langsung terjatuh karena didoakan celaka oleh pengemudi mobil dan anak yang berbohong kepada orang tuanya akan langsung terjulur lidahnya. Apakah semua ini dapat dikatakan pembalasan yang adil? Jika semua ganjaran dari segala usaha kita balasannya di dunia ini justru “dunia sebagai tempat ujian” sudah tidak berlaku lagi. Dan yang sangat tidak adil adalah balasan di dunia itu hanya bersifat sementara karena “umur” manusia hanya sementara. Berbeda dengan balasan di akhirat yang bersifat kekal dan berkesinambungan.

Dapat dipastikan juga keimanan kita secara perlahan akan memudar karena segala bentuk ibadah kita hanya mengharapkan balasannya saja di dunia ini. Ke-ikhlas-an untuk berbuat karena Allah semata luntur dan tak terasa manisnya lagi. Taqwa jadi hanya tinggal nama. Kita menjadi manusia-manusia yang hanya mengukur segalanya dari materi.

Demikianlah yang dapat disampaikan. Kebenaran hanya milik Allah SWT.

Wallahu ‘alam bissawab…

18 Agustus 2009

Al-Qur'an

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Dan tidaklah patut bagi mukmin dan tidak (pula) bagi mukminah, apabila Allah dan rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, kemudian mereka mempunyai pilihan (yang lain) tentang urusan mereka, dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya. Maka sungguhlah dia telah sesat, dengan kesesatan yang nyata.” (Qs. Al-Ahzab: 36)

Al-Hadist

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW: "Bagaimana menurut kalian kalau seandainya ada sebuah sungai di depan pintu rumah kalian & dia mandi di sana sehari 5 kali. Apakah masih ada sisa kotoran yg ditinggalkan olehnya?” Para sahabat menjawab, “Tentu saja tdk ada lagi kotoran yg masih ditingalkan olehnya.” Maka beliau bersabda, “Dmkian itulah perumpamaan shalat 5 waktu dpt menghapuskan dosa2.” (HR. Bukhari[528],Muslim[667])

Al-Hadist

Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata, "Rasulullah saw. bersabda, ‘Apabila shalat telah ditegakkan, maka janganlah kalian mendatanginya dengan tergesa-gesa, namun datangilah dengan berjalan dan hendaklah kalian menjaga ketenangan. Ikutilah raka'at yang dapat kamu ikuti dan sempurnakanlah raka'at yang tertinggal’," (HR Bukhari [908] dan Muslim [602]).

Do'a Malaikat Jibril

Ketika Rasullullah sedang berhotbah pada suatu Sholat Jum'at (dalam bulan Sya'ban),

Beliau mengatakan Aamin sampai tiga kali, dan
para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Aamin,
terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Aamin.

Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Aamin sampai tiga kali.
Ketika selesai sholat Jum'at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah,
kemudian beliau menjelaskan: "Ketika aku sedang
berkhotbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik,
Hai Rasullullah aamin-kan do'a ku ini," jawab Rasullullah.
Do'a Malaikat Jibril itu adalah :
"Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum
memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:

- Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada)
- Tidak berma'afan terlebih dahulu antara suami istri;
- Tidak berma'afan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.

Maka Rasullah pun mengatakan Aamin sebanyak 3 kali. Dapat kita
bayangkan, yang berdo'a adalah Malaikat dan yang meng-aminkan
adalah Rasullullah dan para sahabat, dan dilakukan pada hari
Jum'at. Tentunya do'a tersebut akan didengar oleh Allah SWT.
Saya yakin bahwa kita semua tidak ingin kalau puasa kita tidak
diterima oleh Allah SWT dan hanya merasakan lapar dan dahaga belaka.

Semoga Bermanfaat .. .

15 Agustus 2009

Persiapan Menyongsong Romadhon

Romadhon telah diambang pintu, tanpa kita rasakan waktu bergulir begitu cepat,kita telah berada dibulan Sya’ban, bulan yang menjadi bulan ibadah istimewa untuk Rosulullah selain bulan Romadhon, Usamah bin Zaid berkata kepada Rosulullah SAW ” Ya Rosulullah saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam satu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu dibulan Sya’ban? Rosul Bersabda ” itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Romadhon.

Dan merupakan bulan yang didalamnya diangkat semua amal kepada Rabul alamin. Dan saya suka diangkat amalan sedangkan saya dalam keadaan berpuasa”. (HR. Imam Nasai). apa yang harus kita persiapkan dalam rangka menyongsong kedatangan tamu agung ini ?.
Ada beberapa hal yang harus kita persiapkan agar kita mampu untuk mengisi bulan yang penuh berkah ini dengan kegiatan yang dapat menambah bobot umur kita ketika kita menghadap Allah SWT.

Kenapa kita melakukan persiapan ini ?
Setiap Waktu-waktu yang kita lewati masing-masing mempunyai kelebihan dan keutamaan yang berbeda, maka kita harus bisa memperlakukannya secara proposional dan cerdas. Termasuk dalam menyiapkan kedatangan bulan suci Romadhon yang banyak mempunyai keutamaan.

Karena didalam Romadhon adalah bulan diwajibkannya puasa, dianjurkan memperbanyak amalan sunnah, dianjurkannya memperbanyak memberikan santunan, serta memperbanyak membaca Al-Quran. Disamping itu bulan Romadhon adalah bulan pengendalian diri dari syahwat perut, dari hawa nafsu serta pengendalian anggota tubuh dari hal-hal yang dapat mengurangi nilai puasa.

1. Persiapan pribadi
Secara pribadi kita harus mempersiapkan kedatangan bulan ini secara optimal, karena persiapan ini akan mempengaruhi baik tidaknya kita mengisi amaliah Romadhon. Diantara persiapan pribadi yang harus kita lakukan adalah sbb:

1. Persiapan Secara Ruhi.
Ini adalah persiapan yang paling utama karena kekuatan ruh inilah yang akan menjadi motor penggerak segala bentuk ibadah kita sebelum, ketika dan pasca Romadhon. Maka itu apabila kita membaca sirah Rosul SAW, betapa persiapan beliau dari sisi ini sangat luar biasa, yaitu dengan melaksanakan puasa sya’ban.
Hal tersebut beliau lakukan dalam rangka mempersiapkan dan menyongsong kedatangan bulan Romadhon. Disamping itu kita dianjurkan untuk banyak istighfar dan memohon serta memberi maaf agar kedatangan bulan suci kita sambut dengan hati bersih dari segala bentuk dosa dan perselisihan, rasa dengki dan penyakit-penyakit hati yang lainnya.
Dan hal lain yang harus dilakukan dalam persiapan ruhi adalah banyak berdoa kepada Allah agar DIA menyampaikan kita kepada bulan Romadhon. Ma’la ibn Fadl berkata “Para salafus shaleh berdoa selama 6 bulan agar mereka disampaikan hingga bulan Romadhon dan kemudian berdoa(pasca Romadhon-pent) selama 6 bulan agar ibadah mereka diterima”.
Yahya Ibn Katsir berkata ” diantara doa yang dibaca oleh para salaf adalah Ya Allah selamatkan aku hingga bulan Romadhon dan karuniakan aku Romadhon dan terimalah ibadah-ibadahku pada bulan Romadhon”

2. Persiapan Secara Fikri.
Romadhon adalah bulan didalamnya diwajibkan bagi kita untuk beribadah puasa yang mana dalam setiap ibadah kita harus mengerti ilmunya agar ibadah yang kita lakukan dapat sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rosul-NYA. Maka persiapan ini pun tidak kalah pentingnya, untuk itu kita harus kembali membaca dan menelaah buku-buku yang berbicara tentang puasa agar kita dapat mengetahui syarat dan rukun puasa serta hal-hal yang dapat membatalkan serta menghilang nilai puasa.

Disamping itu dengan cara mengirim ucapan “Tahniah”(Selamat) kepada saudara atau teman dalam rangka memberikan image dan kabar gembira dengan akan datangnya bulan yang mulia ini. Hal tersebut telah dicontohkan oleh Rosulullah SAW, sebg mana dalam sebuah hadits Rosulullah SAW bersabd ” telah datang kepada kalian bulan Romadhon, bulan yang penuh berkah yang telah didalamnya diwajibkan bagi kalian berpuasa, disitu Allah membuka pintu-pintu syurga dan menutup pintu-pintu neraka serta para syaitan diikat, didalamnya ada sebuah malam yan lebih mulia dari seribu malam barang siapa yang diharam/dihalangi untuk mendapatkan kebaikan malam itu sesungguhnya ia telah diharamkan dari segala kebaikan” (HR.Nasai dan Baihaqi ). Imam Ibnu Rajab Al-Hambali ketika mengomentari hadits ini berkata ” Hadits ini merupakan landasan agar kaum muslimin saling memberikan selamat dengan datangnya bulan Romadhon”.

3. Persiapan Secara Jasadi.
Badan kita adalah salah satu komponen yang penting yang juga harus kita persiapkan dalam menyongsong bulan Romadhon, karena tanpa badan yang sehat kita tidak akan mampu melaksanakan kegiatan termasuk dalam masalah ibadah puasa, dalam hal ini Rosul SAW bersabda ” Seorang mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai dari mu’min dhaif dan didalam kedua ada kebaikan”.

Dari hadits ini Rosul mendorong kita untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh karena ini sangat dicintai oelh Allah, sebab ini merupakan salah satu modal penting dalam melaksanakan segala perintah Allah dan Rosul-NYA. Maka cara yang paling tepat adalah dengan cara mengadakan latihan puasa sunnah menjelang datangnya bulan Romadhon, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rosul SAW.

4. Persiapan secara Akhlaqi.
Imam Ghazali dalam bukunya Ihya – Ulumuddin berkata “Ketahuilah bahwa puasa terbag dalam 3 tingkatan, Puasa umum, puasa khusus, dan puasa khususil khusus” (Ihya-jld 1/277). Imam Ibnu Rajab Al-Hambali berkata ” Tingkatan kedua orang puasa adalah yang puasa di Dunia ini karena karena Allah, maka ia menjaga kepala dan apa yang dibawahnya, menjaga perut dan apa yang di sekelilingnya dan mengingat mati serta pasca kematian, orientasi hidupnya akherat maka hari Iednya adalah hari bertemu dengan Rabnya dan hari kebahagiannya adalah hari ketika ia melihat Rabnya”.

Dari perkataan dua ulama ini menunjukan bahwa ada diantara orang yang berpuasa hanya mendapatkan keletihan tanpa ada keistemewaan yang ia dapatkan dan ada juga jenis orang yang berpuasa dan mendapatkan keistimewaan yaitu orang yang dapat mempersiapkan diri dari sisi ahklaq, karena tanpa persiapan sisi ini puasa hanya akan menahan lapar dan haus saja tanpa mampu menjaga akhlaq sehingga puasa kita menjadi nihil dari sisi pahala.

Hal itu sebagaimana yang dikatakan oleh Raulullah SAW ” “Berapa banyak orang yangg puasa namun mereka tdk mendapatkan dari puasa mereka kecuali lapar dan haus” (HR.Thabrani, Ahmad dan Baihaqi). Diantara akhlaq atau sikap yang harus dijaga dari saat ini sbb:

* Menjaga penglihatan dan menghindarinya dari obyek yang tdk baik. Rosulullah SAW bersabda ” Penglihatan adalah panah dari panah beracun iblis” (HR…………….). Nabi Isa as berkata” penglihatan akan menimbulkan di dalam hati syahwat dan cukuplah itu sebagai sebuah kesalahan”
* Menjaga lisan dari perkataan yang bathil dan tdk bermanfaat. Rosulullah SAW bersabda ” Apabila kalian sedang berpuasa janganlah berkata dengan perkataan kotor (keji) dan janganlah melakukan perbuatan bodoh (berteriak,mencela) apabila ada orang yang menghina katakan kepadanya bahwa saya sedang puasa” (HR.Muttafaq ‘alaihi). Maka ketika mampu menjaga lisan maka insya Allah kita akan terhindar dari puasa yang sia-sia namun ketika kita tidak mampu untuk itu maka puasa kita akan sia-sia, sebagaimana yang disinyalir oleh Rosulullah SAW “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan perbuatan bohong maka Allah tidak menperdulikan ibadah puasanya” (HR. Ibnu Majah).
* Menjaga pendengaran dari hal-hal yang bathil.
* Tidak memperbanyak mengkonsumsi makanan ketika berbuka. Memperbanyak makanan ketika berbuka adalah hal yang kurang baik karena akan menyebabkan.

5. Persiapan Secara Materi
Dari Abi Hurairah ra bahwasanya Rosulullah SAW bersabda “Rosulullah SAW bersumpah tidak ada bulan yang paling baik bagi orang beriman kecuali bulan Romadhon, dan tidak ada bulan yang paling buruk bagi orang munafik kecuali bulan Romadhon, dikarenakan pada bulan itu orang beriman telah menyiapkan diri untuk berkonsentrasi dalam beribadah dan sebaliknya orang munafik sudah bersiap diri untuk menggoda dan melalaikan orang beriman dari beribadah” (HR.Imam Ahmad).

Sabda Rosul SAW yang berbunyi ” dikarenakan orang beriman telah menyiapkan diri untk berkonsentrasi dalam beribadah” diterangkan oleh para ulama sbb ” Hal itu dikarenakan orang beriman telah menyiapkan diri dari sisi materi untuk memberikan nafkah kepada keluarganya karena mereka ingin konsentrasi beribadah, sebab memperbanyak Qiyam lail menyebakan mereka harus banyak tidur diwaktu siang dan memperbanyak I’tikaf menyebabkan mereka tidak bisa untuk beraktifitas diluar masjid, hal ini semua menyebabkan mereka tidak bisa untuk melakukan aktifitas mencari ma’isyah, maka itu mereka mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum datang bulan Romadhon agar mereka dapat konsern dalam beribadah serta mendapatkan keutamaan bulan yang mulia ini”.
Disamping hal tersebut diatas persiapan dari sisi materi penting juga kita laksanakan agar kita dapat mencontoh Rosulullah dari kedermawanan yang beliau contohkan ketika datang bulan Romadhon sebagaimana yang riwayatkan dari banyak hadits. Dari kitab Shahihain Ibnu ‘Abbas ra berkata ” Rosulullah adalah manusia yang paling dermawan, dan beliau semakin dermawan pada bulan Romadhon ketika berjumpa dengan Jibril untuk bertadarus Al-Quran, kedermawanan Rosulullah ketika itu bagaikan angin yang berhembus, ” dari Riwayat Imam Ahmad disebutkan ” Ia tdak diminta sesuatu kecuali diberinya”. Maka tanpa persiapan dari sisi materi kita tdk akan mampu mencontoh dan mengikuti kedermawanan Rosulullah SAW.

2. Persiapan dari sisi lingkungan.
Lingkungan adalah faktor yang tidak dapat kita abaikan dalam menyiapkan diri menyambut kedatangan bulan suci Romadhon, sebab lingkungan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendukung proses pelaksanaan ibadah dibulan Romadhon.

1. Rumah.
Rumah adalah lingkungan yang paling utama dalam kehidupan seorang manusia, karena disitulah sebagian besar kehidupannya ia habiskan. Rumah merupakan nikmat yang harus disyukuri maka ketika Allah SWT mengazab orang yahudi bani Nadzhir mereka di azdab dengan mengeluarkan mereka dari rumah-rumah mereka (QS.59:2).
Maka kita sebagai seorang muslim harus mengkondisikan tempat tinggal kita agar dapat menunjang kekhusuan amaliah ibadah kita selama bulan Romadhon. Diantara hal yang paling harus kita perhatikan dalam mengkondisikan rumah adalah masalah Media, terutama TV karena media ini adalah media yang sangat tinggi pengaruhnya dalam mengganggu kekhusuaan ibadah kita. Maka kita harus bisa meminimalisir dalam menggunakan media ini.

2. Tetangga.
Disamping rumah yang harus kita kondisikan juga para tetangga, yaitu dengan cara memberikan keterangan dan anjuran untuk menyiapkan kedatangan bulan Romadhon, dalam hal ini dapat kita lakukan dengan berkoordinasi dengan para tokoh apakah Pa’ RT / RW dan juga para kyai yang ada dilingkungan sekitar kita.

3. Tempat Ibadah (Masjid/Mushalla).
Tempat ibadah juga harus kita siapkan dalam menyambut bulan suci Romadhon, dengan 2 cara, pertama secara material yaitu dengan mengadakan pembersihan umum dan perbaikan. Kedua secara Immaterial yaitu dengan mengadakan acara Tau’iyah (Penyuluhan) tentang puasa dan pentingnya mengisi Romadhon dg amalaiah secara optimal.

4. Tempat Kerja dan Pasar.
Biasanya Sebelum memasuki syahrul awakhir kita masih tetap mengadakan kegiatan dan aktifitas di kantor atau tempat-tempat kerja kita, maka kita juga harus mengadakan persiapan dengan melakukan penyadaran yang menyeluruh apakah dengan mengadakan pemasangan famplet, pengajian atau dengan mengirim email keteman-teman yang sekantor ttg Romadhon dan amaliah ibadah Romadhon.

14 Agustus 2009

Al-Hadist

Dari Abu Hurairah ia berkata, Rosulullah SAW bersabda, "Telah datang kepada kalian bulan suci Romadhon,bulan yang penuh berkah,Allah SWT telah mewajibkan kalian berpuasa Romadhon, Pada bulan ini pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu jahannam ditutup, tangan-tangan syetan dibelenggu,dan di dalamnya terdapat satu malam yg lebih baik daripada seribu bulan, maka barangsiapa yg dijauhkan (diharamkan) dari kebaikannya, maka benar-benar telah dijauhkan." (HR. an-Nasa'i)

13 Agustus 2009

Amalan Sederhana

Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi meriwayatkan sebuah hadits tentang seorang imam masjid di Quba’ yang punya kebiasaan ‘aneh’, setiapkali selesai membaca al-Fatihah dan sebelum membaca surah/ayat berikutnya terlebih dahulu dia membaca surah al-Ikhlash, selalu begitu dalam setiap raka’at shalatnya, kebiasaan ini membuat jama’ahnya mengeluh, lalu menawarkan sang imam untuk memilih salah satu, al-Ikhlash saja atau surah yang lain, jangan diborong semuanya, tapi tawaran itu domentahkan sang Imam, “kalau kalian masih redha dengan ‘gaya’ ku, aku akan jadi imam dengan ‘cara’, tapi pabila kalian tak berkenan, sila cari imam yang lain, aku tidak akan pernah meninggalkan ‘gaya’ ku itu.” Karena sang imam bersikeras, padahal beliau adalah orang yang paling bagus bacaannya, terpaksa beliau tetap menjadi imam....

Tapi tak beberapa lama berselang, baginda Rasul yang mulia bertandang ke masjid tersebut, kesempatan itu dimanfaatkan jama’ah untuk melaporkan kepada Rasulullah berkenaan kebiasaan imam tersebut, akhirnya imam dipanggil kehadapan Rasulullah, “wahai imam, kenapa tuan menolak tawaran jama’ahmu, apa pasal sehingga engkau berkukuh dengan gayamu itu?” sangh imam hanya menjawab dengan singkat, “ya Rasulallah, inni uhibbuha (aku cinta pada surah al-Ikhlash).” Mendengar jawaban tersebut, Rasul katakana: “hubbuka iyyaha adkhalakal jannah (cintamu yang demikian memasukkan engkau kedalam surga.”..

Saudaraku.. tentu setiap kita dah hapal sedari kanak-kanak surah al-Ikhlash, ia nya cuma 4 ayat, tak lebih tak kurang, tapi pertanyaannya apakah kita ni bias masuk surga macam imam masjid tersebut??? Tentu tanpa menafikan amalan wajib yang prioritas, tetapi jaminan rasul bahwa dia masuk surga terkait sekali dengan amalannya yang aneh menurut jama’ahnya.

Jawabannya sebenarnya amat sederhana, bahwa dia dah berazam tak nak tinggalkan amalan sesederhana apapun ia nya, nah, sikap itu yang diistilahkan dengan istiqamah, dia masuk surga tidak hanya karena surah al-Ikhlashnya, tetapi justru dengan kekuatan ISTIQAMAH.

Sungguh banyak sekali amalan sederhana dalam kehidupan keseharian kita, tetapi apakah sudah mampu kita lakukan dengan istiqamah? Rasulullah bersabda, “janganlah kalian meremehkan amalan yang baik sedikitpun, sekalipun sekadar bermuka manis ketika bertemu dengan saudaramu.” [HR. Muslim, no. 4760, Ahmad no. 19717] sungguh betapa mudahnya masuk surga, ketika kita mampu melakukan amalan shalih dengan istiqamah, mudah-mudahan Allah kuatkan kaki kita agar selalu istiqamah di jalan-Nya, amiin.

LA TAHZAN FOR TEENS

BAHAYA KESEDIHAN

Kenapa tidak boleh bersedih? Bukankah bersedih itu manusiawi?

Bersedih karena materi akan membuat kita mengalami depresi. Robert E. Lane dalam The Loss of Happiness in Market Democration menyatakan, “... untuk dapat dikatakan depresi, Anda harus memiliki paling tidak empat gejala di bawah ini yang berlangsung hampir setiap hari, selama paling tidak dua minggu:
1.selera makan hilang atau kehilangan berat yang sangat berarti (dalam keadaan tidak diet);
2.susah tidur (insomnia) dan hipertensi;
3.gerakan yang melambat (agitasi psikomotor);
4.kehilangan minat atau rasa senang pada kegiatan-kegiatan yang biasa kita lakukan;
5.kehilangan tenaga, kelelahan;
6.merasa tidak berharga, menyalahkan diri, atau merasa bersalah yang berlebihan;
7.menggerutu atau menujukkan hilangnya kemampuan berpikir sehingga sulit mengambil simpulan;
8.selalu muncul pikiran tentang kematian, bunuh diri, ingin segera mati.

Bersedih merupakan hal yang dilarang Allah melalui firman, Hai hamba-hambaku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati (QS Al-Zukhuf [43]:68); dan janganlah apa yang menimpa mereka membuat kamu bersedih hati. (QS Al-Hijr [15]:88)

Daniel Goleman menulis, “Pada sebagian negara kaya kemungkinan orang yang lahir pada 1955 untuk menderita depresi besar—bukan hanya kesedihan, tetapi kesepian yang melumpuhkan, kehilangan semangat, kehilangan harga diri, ditambah perasaan tidak berdaya yang luar biasa—pada satu titik kehidupan lebih dari tiga kali lebih besar daripada generasi kakek mereka.” Dengan merujuk data yang sama, Martin Selibman, tokoh psikologi positif, berkomentar, “Kita sekarang ini berada di tengah-tengah wabah depresi, wabah dengan akibat bunuh diri yang menyebabkan kematian sama banyaknya dengan kematian karena AIDS dan lebih menyebar. Depresi yang parah sepuluh kali lebih banyak terjadi sekarang ini daripada limapuluh tahun lalu. Depresi menyerang perempuan dua kali lebih sering dari lelaki dan sekarang menyerang sepuluh tahun lebih muda daripada genrasi sebelumnya.”

Sikap sedih akan memadamkan bara harapan, mematikan ruh cita-cita, dan membekukan semangat jiwa. Kesedihan tak ubahnya seperti demam yang melumpuhkan kehidupan umat Islam. Kesedihan bahkan seperti barikade yang tidak mudah untuk dilalui dan menghalangi setiap pergerakan menuju kebahagiaan. Bahkan, kesedihan merupakan situasi yang paling disukai setan karena melalui kesedihan setan menurunkan keyakinan hati manusia akan keadilan dan kasih sayang Allah. Sesungguhnya pembicaraan rahasia (yang dilakukan selain orang beriman) adalah dari setan, untuk menimbulkan kedukaan terhadap orang-orang yang beriman. (QS Al-Mujadilah [58]:10)

Seorang Muslim diperintahkan untuk mengusir kesedihan, tidak boleh menyerah, serta harus membuang jauh-jauh, menolak, melawan dan mengalahkan kesedihan. Bahkan Nabi sendiri pernah memohon agar dihindarkan dari kesedihan melalui doanya, “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kecemasan dan kesedihan.”
Situasi tanpa kesedihan adalah gambaran surga. Kelak ketika di surga, kita akan berkata, Segala puji bagi Allah yang telah mengusir kesedihan dari diri kami. (QS Gathir [35]:34)

Untuk itu, sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mendatangkan kebahagiaan dan menciptakan kehidupan yang melapangkan dada. Kita harus memohon kehidupan yang baik, penghidupan yang memuaskan , pikiran yang jernih, dan kelapangan dada. Karena itu, seorang ulama pernah menyatakan, “Sesungguhnya di dunia ini terdapat surga. Barang siapa yang belum memasukinya, ia belum dapat memasuki surga di akhirat.”
Allahumma inni a’udzubika minal hammi wal zubni, wal ‘ajzi wal kasali, wal bukhli wal jubni, wal dhola’id baini wa gholabatir rijal (Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, kekikiran, berhati pengecut, terbelit hutang, dan tertindas oleh yang lain.)

JANGAN BUNUH SAUDARAMU

[4:93] Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.

Makna Lafal Ayat:
“Dan barang siapa” (وَمَن) dalam Bahasa Arab, kata tersebut merupakan kata syarat. Dalam ilmu Ushul Fiqh kata syarat tersebut memiliki makna umum. Sehingga seluruh orang yang melakukan perbuatan sebagaimana yang disebutkan pada ayat tersebut akan mendapatkan balasan yang disebutkan pada ayat tersebut.

“Membunuh seorang mukmin” yaitu yang membunuh orang yang beriman pada Alloh dan Rosul-Nya. Oleh karena itu, orang yang membunuh orang kafir atau orang munafik tidak termasuk dalam ayat ini. Akan tetapi membunuh orang kafir yang memiliki perjanjian damai atau yang tunduk kepada pemerintah muslim atau yang meminta perlindungan keamanan kepada pemerintah muslim, adalah suatu perbuatan dosa.

Namun pembunuhnya, tidak diancam dengan ancaman sebagaimana yang disebutkan pada ayat ini. Adapun orang-orang munafik, maka syariat Islam menjaga darah mereka selama mereka tidak menampakkan prilaku kemunafikannya.

“Dengan sengaja”, berdasarkan kalimat ini, maka anak kecil ataupun orang gila tidak termasuk dalam ayat ini. Demikian juga orang yang membunuh tanpa kesengajaan. Karena ketiga jenis orang ini, melakukan perbuatan tanpa disertai niat yang teranggap.

Allah swt telah memberikan ancaman yang sangat besar dan tegas pada ayat ini bagi orang -siapa pun dia- yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja. Alloh menyebutkan empat buah balasan bagi orang ini adalah sebagai berikut:

1.“Jahanam” : Allah swt akan memasukkan orang ini ke dalam neraka jahanam.

2.Tidak cukup dengan sekedar memasukkan ke dalam jahanam, namun Allah menjadikan orang tersebut tinggal di dalamnya dalam waktu yang sangat lama “Ia kekal di dalamnya.”

3.“Allah murka kepadanya” : Kalimat ini juga menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat Al Ghodhob (murka).

4.“dan (Allah) melaknatinya.” : Yaitu Allah menjauhkan orang ini dari rahmat-Nya.

Demikianlah 4 buah balasan yang Allah berikan pada orang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja. Jika seandainya disebutkan satu buah balasan saja, maka hal ini akan menjadi penghalang bagi seorang mukmin yang takut akan Robb-Nya untuk tidak melakukan dosa ini.

Maka bagaimana jika disebutkan empat buah balasan sekaligus!!?? Wallohul musta’an.

Bertaubatlah !!!

Dosa membunuh seorang muslim dengan sengaja tanpa hak, bukanlah sebuah dosa yang ringan, apapun cara yang dilakukannya. Beratnya ancaman yang Allah janjikan bagi pelakunya merupakan bukti besarnya dosa perbuatan ini. Maka jalan yang harus ditempuh bagi para pelaku pembunuhan ini adalah bertaubat

[25:68] Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),

[25:69] (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,

[25:70] kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.


Dengan sangat jelas, Allah telah memberikan janji bagi orang yang bertaubat dari dosa-dosa untuk mengganti kejelekan mereka dengan kebaikan. Walhamdulillah ‘ala ni’matihil ‘adhiimah.

Sebesar apapun dosa yang dilakukan oleh seorang hamba, Alloh subhanahu wa ta’ala pasti akan mengampuninya jika ia bertaubat. Bahkan dosa pembunuhan yang telah Alloh ancam pelakunya dengan kekal di neraka, akan Ia ampuni jika pelakunya mau bertaubat.

Mari kita renungkan kembali sebuah kisah yang telah disampaikan oleh Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam tentang seorang pemuda dari Bani Israil yang telah membunuh sekian banyak manusia.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam telah menceritakan sebuah kisah tentang seorang pemuda dari Bani Israil yang telah membunuh 99 jiwa, kemudian Allah menyadarkan pemuda tersebut untuk segera bertaubat. Maka pergilah sang Pemuda tersebut kepada seorang ahli ibadah (‘abid) kemudian dia mengatakan pada ahli ibadah bahwa ia telah membunuh 99 jiwa, apakah dia masih bisa bertaubat?

Maka sang ahli ibadah ini membesar-besarkan permasalahan kemudian dia memutuskan bahwa tidak ada kesempatan bagi pemuda ini untuk bertaubat. Maka sang pemuda tadi membunuh ahli ibadah ini sehingga genaplah 100 jiwa yang dia bunuh.

Kemudian datanglah sang pemuda tadi kepada seorang ahli ilmu (ulama) dan dia berkata bahwa dia telah membunuh 100 jiwa, apakah dia masih bisa bertaubat?

Ulama tadi menjawab, “Ya, siapa yang dapat menghalangimu dari taubat?” Kemudian ulama tadi melanjutkan, “Akan tetapi, penduduk negeri tempat tinggalmu adalah orang-orang yang zalim. Pergilah ke negeri Fulan, penduduk di sana adalah orang-orang yang baik dan shalih!”

Kemudian sang pemuda tadi pergi bersafar ke negeri yang telah ditunjukkan oleh ulama tadi. Dia berhijrah dari negerinya menuju negeri yang penduduknya baik dan shalih, namun dia wafat di tengah-tengah perjalanannya. Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab saling memperebutkan siapa yang berhak membawa ruh pemuda tadi. Kemudian Allah mengutus seorang penengah di antara kedua malaikat tadi.

Sang penengah tadi berkata, “Ukurlah jarak pemuda ini antara kedua negeri tersebut (negeri asalnya dan negeri tempat dia berhijrah), mana di antara keduanya yang lebih dekat dengannya maka dia termasuk penduduk kota tersebut.”

Ternyata sang pemuda tadi lebih dekat dengan negeri yang penduduknya orang-orang shalih, kemudian Malaikat Rahmat membawa ruhnya. (HR. Bukhori 3470, Muslim 2766)

Seorang yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka dia memiliki tiga bentuk taubat yang harus dia tunaikan, bertaubat pada Allah, bertaubat yang berkaitan dengan hak keluarga orang yang dibunuh dan bertaubat yang berkaitan dengan hak orang yang dibunuh.

1.Taubat yang terkait dengan hak Allah, maka tidak diragukan lagi, Allah akan menerima taubat hambanya dari segala macam dosa termasuk dosa membunuh seorang mukmin dengan sengaja jika si pelaku bertaubat dengan taubatan nasuha.

Allah berfirman," Katakanlah, Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas, terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS. Az Zumar: 54)

2.Taubat yang terkait dengan hak keluarga yang dia bunuh, maka taubat ini dapat ditunaikan dengan mendatangi keluarga orang yang dia bunuh dan mengatakan bahwa saya telah membunuh salah satu keluarga mereka dan ingin bertaubat, maka lakukanlah apa yang kalian ingin lakukan terhadapku.

Maka, keluarga memiliki hak baik minta diqishosh atau meminta tebusan (diyat) atau memaafkan sang pembunuh. Semuanya terserah pada keluarga yang dibunuh.

3.Taubat yang terkait dengan hak orang yang dibunuh, maka taubat yang terkait dengan orang yang dibunuh tidak dapat lagi ditunaikan di dunia.

Namun, pendapat yang lebih kuat adalah bahwa jika sang pembunuh taubat dengan taubat yang sebenar-benarnya, maka hal ini dapat menggugurkan dosa-dosanya dan taubatnya diterima. Bahkan taubat yang terkait dengan hak orang yang dibunuh.

Karena taubat yang benar dari seorang pelaku dosa, tidak akan menyisakan dosanya sedikit pun. Adapun orang yang dibunuh, dengan rahmat dan keutamaan dari Allah, Allah dapat menaikkan derajatnya lebih tinggi ataupun mengampuni dosa-dosanya yang lain.

Hal ini berdasarkan firman Allah ta’ala,

“Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon: 68-70)

Islam Itu Agama Yang Mudah

Islam mempunyai karakter sebagai agama yang penuh kemudahan seperti telah ditegaskan langsung oleh Allah Swt. dalam firmanNya: “…dan Dia tidak menjadikan kesukaran dalam agama atas diri kalian.”

Sementara dalam sebuah haditsnya, Nabi Saw. pun bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt. tidak mengutusku untuk mempersulit atau memperberat, melainkan sebagai seorang pengajar yang memudahkan.” (HR. Muslim, dari ‘Aisyah ra.)

Visi Islam sebagai agama yang mudah di atas termanifestasi secara total dalam setiap syari’atnya. Sampai-sampai, Imam Ibn Qayyim menyatakan, “Hakikat ajaran Islam semuanya mengandung rahmah dan hikmah. Kalau ada yang keluar dari makna rahmah menjadi kekerasan, atau keluar dari makna hikmah menjadi kesia-siaan, berarti itu bukan termasuk ajaran Islam. Kalaupun dimasukkan oleh sebagian orang, maka itu adalah kesalahkaprahan.”

Ada beberapa prinsip yang secara kuat mencerminkan betapa Islam merupakan agama yang mudah, diantaranya :

Pertama, menjalankan syari’at Islam boleh secara gradual (bertahap).

Dalam hal ini, seorang muslim tidak serta-merta diharuskan menjalankan kewajiban agama dan amalan-amalan sunnah secara serentak. Ada tahapan yang mesti dilalui: mulanya kita hanya diperintahkan untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban pokok agama. Setelah yang pokok-pokok berhasil dilakukan dengan baik dan rapi, kalau punya kekuatan dan kesempatan, maka dianjurkan untuk menambah dengan amalan-amalan sunnah.

Izin untuk mengamalkan syari’at Islam secara bertahap ini telah dicontohkan oleh RasululLah Saw. sendiri. Suatu hari, seorang Arab Badui yang belum lama masuk Islam datang kepada RasululLah Saw. Ia dengan terus-terang meminta izin untuk sementara menjalankan kewajiban-kewajiban Islam yang pokok saja, tidak lebih dan tidak kurang.

Beberapa Sahabat Nabi menunjukkan kekurang-senangannya karena menilai si Badui enggan mengamalkan yang sunnah. Tapi dengan tersenyum, Nabi Saw. mengiyakan permintaan orang Badui tersebut. Bahkan beliau bersabda: “Dia akan masuk surga kalau memang benar apa yang dikatakannya.”

Kedua, adanya anjuran untuk memanfaatkan aspek rukhshah (keringanan dalam praktek beragama).

Aspek Rukhshah ini terdapat dalam semua praktek ibadah, khususnya bagi mereka yang lemah kondisi tubuhnya atau berada dalam situasi yang tidak leluasa. Bagi yang tidak kuat shalat berdiri, dianjurkan untuk shalat sambil duduk. Dan bagi yang tidak kuat sambil duduk, dianjurkan untuk shalat rebahan. Begitu pula, bagi yang tidak kuat berpuasa karena berada dalam perjalanan, maka diajurkan untuk berbuka dan mengganti puasanya di hari-hari yang lain.

Dalam sebuah hadits Qudsi Allah Swt. berfirman: “Sesungguhnya Allah suka kalau keringanan-keringananNya dimanfaatkan, sebagaimana Dia benci kalau kemaksiatan terhadap perintah-perintahNya dilakukan.” (HR. Ahmad, dari Ibn ‘Umar ra.)

Dalam sebuah perjalanan jauh, RasululLah Saw. pernah melihat seorang Sahabatnya tampak lesu, lemah, dan terlihat berat. Beliau langsung bertanya apa sebabnya. Para Sahabat yang lain menjawab bahwa orang itu sedang berpuasa. Maka RasululLah Saw. langsung menegaskan: “Bukanlah termasuk kebajikan untuk berpuasa di dalam perjalanan (yang jauh).” (HR. Ibn Hibbân, dari Jâbir bin ‘AbdilLâh ra.)

Ketiga, Islam tidak mendukung praktek beragama yang menyulitkan.

Disebutkan dalam sebuah riwayat, ketika sedang menjalankan ibadah haji, RasululLâh Saw. memperhatikan ada Sahabat beliau yang terlihat sangat capek, lemah dan menderita. Maka beliau pun bertanya apa sebabnya. Ternyata, menurut cerita para sahabat yang lain, orang tersebut bernadzar akan naik haji dengan berjalan kaki dari Madinah ke Mekkah. Maka RasululLâh Saw. langsung memberitahukan, “Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan tindakan penyiksaan diri sendiri, seperti yang dilakukan oleh orang itu.” (HR. Bukhâri dan Muslim, dari Anas ra.)

Demikianlah, Islam sebagai agama yang rahmatan lil’ ‘alamin secara kuat mencerminkan aspek hikmah dan kemudahan dalam ajaran-ajarannya. Dan kita sebagai kaum muslimin, telah dipilih oleh Allah Swt. untuk menikmati kemudahan-kemudahan tersebut. Diceritakan oleh ‘Aisyah ra. bahwa RasululLâh Saw. sendiri dalam kesehariaannya, ketika harus menentukan antara dua hal, beliau selalu memilih salah satunya yang lebih mudah, selama tidak termasuk dalam dosa. (HR. Bukhâri dan Muslim)

Akan tetapi, kemudahan dalam Islam bukan berarti media untuk meremehkan dan melalaikan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan. Rukhshah tidak untuk dijadikan apologi, keringanan-keringanan dari Allah bagi kita jangan sampai membuat kita justru menjadi jauh dariNya. Karakter Islam sebagai agama yang mudah merupakan manifestasi nyata bahwa ajaran Islam bukanlah sekumpulan larangan yang intimidatif, melainkan ajaran yang menyebarkan kasih-sayang.

Sehingga dengan demikian, ketika kita menjalankan ajaran-ajaran Islam, motivasinya sebaiknya bukan karena kita takut kepada Allah Swt., tapi lebih karena kita rindu dan ingin lebih dekat denganNya. Bukan karena kita ngeri akan nerakaNya, namun lebih karena kita ingin bersimpuh di haribaanNya –di dalam surga yang abadi.

Mengapa kita membaca Al-Qur'an meskipun kita tidak mengerti artinya?

Assalamu'alaikum wr wb

Dalam kerendahan hati, ada ketinggian budi
Dalam kemiskinan harta, ada kekayaan jiwa
Dalam lautan khilaf, ada samudera maaf

Suatu cerita yang indah tentang seorang Muslim tua Amerika bertahan hidup di suatu perkebunan di suatu pegunungan sebelah timur Negara bagian Kentucky dengan cucu lelakinya yg masih muda. Setiap pagi Kakek bangun lebih awal dan membaca Qur'an di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi seperti kakeknya dan mencoba untuk menirunya dalam cara apapun semampunya.

Suatu hari sang cucu nya bertanya, " Kakek! Aku mencoba untuk membaca Qur'An seperti yang kamu lakukan tetapi aku tidak memahaminya, dan apa yang aku pahami aku lupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dari membaca Qur'An? Dengan tenang sang Kakek dengan meletakkan batubara di dasar keranjang, memutar sambil melobangi keranjang nya ia menjawab, " Bawa keranjang batubara ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuhi dengan air." Maka sang cucu melakukan seperti yang diperintahkan kakek, tetapi semua air habis menetes sebelum tiba di depan rumahnya.

Kakek tertawa dan berkata, "Lain kali kamu harus melakukukannya lebih cepat lagi," Maka ia menyuruh cucunya kembali ke sungai dengan keranjang tsb untuk dicoba lagi. Sang cucu berlari lebih cepat, tetapi tetap, lagi2 keranjangnya kosong sebelum ia tiba di depan rumah. Dengan terengah-engah, ia berkata kepada kakek nya bahwa mustahil membawa air dari sungai dengan keranjang yang sudah dibolongi, maka sang cucu mengambil ember sebagai gantinya. Sang kakek berkata, "Aku tidak mau ember itu; aku hanya mau keranjang batubara itu. Ayolah, usaha kamu kurang cukup," maka sang kakek pergi ke luar pintu untuk mengamati usaha cucu laki-lakinya itu. Cucu nya yakin sekali bahwa hal itu mustahil, tetapi ia tetap ingin menunjukkan kepada kakek nya, biar sekalipun ia berlari secepat-cepatnya, air tetap akan bocor keluar sebelum ia sampai ke rumah. Sekali lagi sang cucu mengambil air ke dalam sungai dan berlari sekuat tenaga menghampiri kakek, tetapi ketika ia sampai didepan kakek keranjang sudah kosong lagi. Sambil terengah-engah ia berkata, " Lihat Kek, percuma!" " Jadi kamu pikir percuma?" Jawab kakek. Kakek berkata, " Lihatlah keranjangnya. " Sang cucu menurut, melihat ke dalam keranjangnya dan untuk pertama kalinya menyadari bahwa keranjang itu sekarang berbeda. Keranjang itu telah berubah dari keranjang batubara yang tua kotor dan kini bersih, luar dalam. " Cucuku, hal itulah yang terjadi ketika kamu membaca Qur'An. Kamu tidak bisa memahami atau ingat segalanya, tetapi ketika kamu membaca nya lagi, kamu akan berubah, luar dalam. Itu adalah karunia dari Allah di dalam hidup kita."

Wassalamu'alaikum wr wb.

Setan memiliki 4 kesatuan

Kesatuan pertama ditujukan kepada orang-orang dewasa setan membuat para orang tua ini terlena dalam 4 dosa : setan mendorong mereka berbohong, setan mendorong mereka menuduh orang tentang sesuatu yang tidak mereka lakukan, setan mendorong mereka memberi kesaksian palsu, dan setan mendorong mereka beribadah tanpa mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang hukum cara menjalankan ibadah, orang tua ini akan memanjatkan doa, mendirikan sholat, dan membaca doa-doa wajib, namun mereka berbicara buruk tentang orang lain, mempersaksikan perbuatan buruk orang lain tanpa melihatnya sendiri, dan melaksanakan sholat tanpa mengetahui semua hukum sholat itu, dan orang tua ini tidak akan berupaya mempelajari hukum sholat karena ego mereka, mana kala sekelompok anak muda dari suatu kaum berupaya menjelaskan cara melaksanakan wudhu, para orang tua ini akan mengatakan bahwa mereka baru masuk Islam dan sekarang anak-anak muda ini mau mengajari mereka cara melakukan wudhu.

Kesatuan Kedua ditujukan kepada para pemuda, setan tidak pernah mencegah para pemuda untuk menjalankan ibadah sholat, melaksanakan haji, atau melakukan apa saja lainnya asalkan setan terlibat dalam dua hal. Hal pertama , setan mendorong para pemuda untuk melihat hal-hal yang terlarang untuk mereka, dan yang kedua, mereka mendengar hal-hal yang terlarang untuk mereka.

Kesatuan yang Ketiga ditujukan kepada para perempuan tua, setan mendorong para perempuan tua untuk ghibah (menggosip, mengumpat), menuduh orang lain secara tidak benar, menghancurkan karakter laki-laki dan perempuan lain, dan senang melakukan sihir kepada laki-laki dan perempuan.

Kesatuan yang Keempat ditujukan kepada para perempuan muda, kesatuan ini adalah kesatuan yang paling tidak aktif, karena semua pemudi sudah menjadi bala tentara setan dan setan mengendalikan mereka secara kukuh, setan tidak mendapatkan kesulitan dalam menipu mereka. ( banyak para pemudi yang mempertontonkan aurat mereka, menggunakan wangi-wangian yang mencolok di depan para masyarakat sehingga mengundang syawat para pria, menampak-nampakkan perhiasan kepada orang yang bukan muhrimnya). Namun demikian , satu dalam seribu, setan melihat satu pemudi yang jalan hidupnya mengikuti jalan hidup Nabi Muhammad saw (menggunakan Jilbab, menundukkan pandanganya, menjaga auratnya) maka setan tidak sanggup sama sekali untuk menipunya.

Inilah Empat kesatuan yang diciptakan oleh setan sebagai senjata andalan dalam cara menyesatkan manusia anak turun Adam as. Dan jika para para orang tua, pemuda, perempuan tua, pemudi tidak tersesat oleh ke4 kesatuan ini maka setan akan menunggu sampai mereka menjalankan amal kebaikan, lalu setan akan pergi kepada mereka lagi dan menipu mereka sehingga mereka merasa bahwa mereka telah berbuat baik kepada Allah dengan menjalankan amal kebaikan semacam itu, dan setan akan mendorong mereka untuk bercerita amal-amal kebaikan yang telah mereka lakukan, seperti : “aku telah melaksanakan sholat, menjalankan puasa, besedekah dengan uang yang banyak, atau menolong orang lain saat kesusahan”.

Lalu bagaimanakah kita menghadapi problem penipuan setan ini, sesungguhnya Allah telah menjadikan suatu perbuatan dan jika pengikut Muhammad saw menjalankanya dengan niat yang tulus dan pada saat yang tepat, maka mereka tidak akan mungkin tertipu oleh setan, dan perbuatan itu adalah “sholat wajib”. Akan tetapi untuk memecahkan masalah ini setan telah menunjuk salah satu tentaranya yang bernama “Mutawaqi” pekerjaanya adalah menjadikan para umat RosulAllah malas dan asik dengan kemalasannya itu yang karena itu membuat mereka sholat diakhir waktu. Ketika mereka sholat diakhir waktu, mereka melaksanakan sedemikian hingga sholatnya tidak diterima oleh Allah.

Tahukah Anda,( Ensiklopedi Al Qur’an)

1.Surat yang tak diawali dengan Basmalah adalah surat Al.Taubah
2.Surat yang memiliki dua basmalah adalah surat An Naml
3.Mahkota dan keindahan Al Quran Adalah surat Ar Rahman
4.Jantung Al Quran adalah Surat Yasiin
5.Surat terpanjang adalah surat Al Baqarah
6.Surat terpendek adala Al Kautsar
7.Ayat terpanjang dalam Al Quran adalah ayat ke 282 dari surat Al Baqarah
8.Ayat terpendek dalam Al Quran adalah Thaha
9.Huruf pertengahan dalam Al Quran adalah huruf Ta’
10.Kata terpanjang dalam Al Qur an adalah Fa asqaina kumuhu (Al Hijr 22)
11.Kata paling pendek dalam Al Quran adalah Ba dalam Basmalah
12.Surat yang pertama kali turun adalah Al Alaq
13.Surat yang terakhir turun adalah AL- Nashr
14.Jumlah Juz dalam Al Quran adalah 30 juz
15.Ayat-ayat yang bilamana orang yang mendengarnya atau membacanya wajib bersujud ada empat ayat As-Sajdah ke-32, Fushilat ayat ke -41, Al Najm ayat ke-53, dan Al Alaq ayat ke-19 )
16.Jumlah Basmalah dalam Al Quran ada 144
17.Ayat yang paling penting dalam Al Quran adalah ayat kursy
18.Surat yang diseluruh ayat-ayatnya menyertakan kata Allah adalah surat Al Mujadalah
19.Surat yang tidak terdapat huruf Mim didalamnya adalah Al Kautsar
20.Surat yang tidak terdapat huruf Fa didalamnya adalah Al Fatihah
21.Awal turunnya Al quran adalah 17 Ramadhan tahun pertama kenabian
22.Al Quran turun kepada Rasulullah Saw selama 23 tahun (menurut riwayat yang mahsyur) sebanyak 95 surat turun di Mekkah dan 19 lainnya turun di Madinah.

12 Agustus 2009

11 tips mengundang malaikat di rumah kita

Tak seorang muslimpun yang tidak menginginkan rumah mereka senantiasa dihadiri oleh para malaikat Allah dan dijauhkan dari syetan. Sebab kehadiran mereka di rumah mereka akan melahirkan aura ketenteraman dan kesejukan dan kedamaian ruhani yang mengalir di rumah itu. Kehadiran mereka akan membuat rumah kita laksana surga.

Diantara para malaikat itu ada yang sengaja keliling untuk menebarkan rahmat dan kedamaian di tengah manusia sebagaimana syetan berkeliling untuk menebarkan kejahatan di tengah mereka.

Lalu rumah mana saja yang akan dihadiri para malaikat itu?

Diantaranya adalah :

1. Rumah yang diliputi dzikir kepada Allah yang di dalamnya ada ruku dan sujud

2. Rumah yang senantiasa bersih

3. Rumah yang penghuninya adalah orang-orang yang jujur dan menepati janji

4. Rumah yang dihuni oleh orang-orang yang senantiasa menyambung tali silaturahim

5. Rumah yang dihuni oleh orang yang makanannya halal

6. Rumah yang dihuni oleh orang yang senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tuanya.

7. Rumah yang senantiasa ada tilawah Al-Quran

8. Rumah yang dihuni oleh para penuntut ilmu

9. Rumah yang penghuninya ada isteri solehah

10. Rumah yang bersih dari barang-barang haram

11. Rumah yang dihuni oleh orang yang rendah hati, sabar, tawakal, qana’ah, dermawan pemaaf yang senantiasa bersih lahir batin dan para penghuninya makan tidak terlalu banyak

Dengan membaca Al-Quran maka akan turun malaikat rahmat, akan datang kebaikan akan muncul ketenangan di dalam rumah kita. Rumah yang tidak ada bacaan Al-Quran maka ketahuilah bahwa rumah itu sebenarnya telah menjadi kuburan walaupun penghuninya masih bernyawa.

Mengenai penuntut ilmu yang dinaungi sayap malaikat Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya malaikat membentangkan sayapnya untuk para penuntut ilmu karena suka dengan apa yang sedang dia tuntut” (HR. Tirmidzi).

Rumah-rumah yang akan dijauhi malaikat misalnya, rumah yang di dalamnya ada anjing, ada patung-patung dan gambar-gambar, dan ada bau busuk di rumah itu.

Islam adalah agama yang cinta kebersihan sehingga mengingatkan bahayanya memiliki anjing, bahkan melarang memelihara anjing kecuali untuk kepentingan penjagaan keamanan atau pertanian. Tidak sedikit nash hadits yang menyatakan bahwa malaikat rahmat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan pahala pemilik anjing akan susut atau berkurang. Rasulullah bersabda: “ Malaikat tidak akan memasuki rumah yang di dalamnya terdapat anjing dan juga tidak memasuki rumah yang didalamnya terdapat gambar (patung)” [HR. Ahmad, Bukhari, Muslim, Tirmidzi, Nasa'i dan Ibnu Majah]

Jumlah Malaikat

Malaikat itu bilangannya banyak sekali. Setiap malaikat mempunyai tugas masing-masing dari Tuhan. Ada diantara mereka yang rukuk sepanjang hidupnya. Ada yang sujud saja. Ada juga yang sepanjang hidupnya menjaga arasy. Bahkan setiap kejadian, setiap kerja-kerja Tuhan ada malaikat-malaikat yang diberi tugas untuk menunaikan dan memeliharanya.

1. Bersabda Nabi SAW : “Sesungguhnya aku mendengar langit berkeriut dan bergemeretak, dan tidaklah ada satu tempat sebesar sejengkal kecuali ada seorang malaikat meletakkan dahinya sedang bersujud atau berdiri shalat.”

2. Bersabda Nabi SAW : “Masuk ke dalam baitul Maâmur pada setiap harinya 70.000 malaikat dan tidak pernah keluar lagi sampai hari Kiamat.”

Ini bukan berarti Tuhan tidak kuasa untuk menjadikan dan memelihara segala sesuatu tanpa malaikat.Demikianlah diantara kehebatan dan kesempurnaan sistem Tuhan. Segalanya sangat tersusun, sangat teratur. Bahkan segalanya boleh terjadi hanya dengan berkata jadilah maka terjadilah segala sesuatu.

Ada seribu satu team Tuhan yang sentiasa taat setia kepadaNya yang disebut malaikat. Mereka sentiasa siap sedia membantu orang-orang yang beriman. Adapun malaikat-malaikat yang wajib kita kenali ada 10, mereka itu adalah sebagai berikut:

1. Malaikat Jibril , tugasnya adalah menyampaikan wahyu kepada nabi-nabi dan para rasul. Terutama kepada Baginda Rasulullah SAW. Kadang-kadang Malaikat Jibril itu datang menyerupai laki-laki yang gagah dan tampan dan ada kalanya para sahabatpun mendengar dan menyaksikan ia berdialog dengan Baginda.

Bentuk fisik Ruhul’qudus (Djibril) Bentuk fisik Ruhul’qudus, ada tertera dalam uraian mengenai kisah nabi Muhammad, kala beliau mendapat wahyu kali ke dua, dan nabi menuntut untuk bertemu atau melihat rupa asli sang utusan tuhan dari langit dalam rupa yang asli, atau bagaimana sesungguhnya dzat wujud Djibril tanpa rupa samar, sebagaimana di kali-kali yang lain, sang utusan (ruhul’qudus) selalu nampak dalam rupa seorang manusia biasa.

Ruhul’Qudus ; Tampak wujudnya dengan enam ratus sayap antara masrik dan magribh, (barat-timur) sayap dan busana kebesarannya putih laksana mutiara yang larut, dengan rupa yang begitu elok dan rupawan, dan dengan kekuatan yang dahsyat penuh mukzijat.

Katakanlah: “Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman. Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.

Malikat Jibril adalah malaikat yang menyampaikan berita kelahiran Nabi Isa (lihat di artikel Isa) kepada ibunya Siti Maryam dan juga malaikat yang menyampaikan Al’Quran kepada Nabi Muhammad.

Dalam kisah suci perjalanan Isra’ Mi’raj, sesampainya di pos perjalanan Sidratul Muntaha, Malaikat Jibril tidak sanggup lagi mendampingi Rasulullah untuk terus naik menghadap kehadirat Allah SWT;

beliau berkata : “Aku sama sekali tidak mampu mendekati Allah, perlu 60.000 tahun lagi aku harus terbang. Itulah jarak antara aku dan Allah yang dapat aku capai. Jika aku terus juga ke atas, aku pasti hancur luluh”.

Maha Suci Allah, ternyata Malaikat Mulia Jibril AS pun tidak sampai kepada Allah SWT.

2. Malaikat Mikail , tugasnya dalam soal kesejahteraan manusia seperti mengantar hujan, mengantar angin, soal kesuburan tanah dan kesuburan-kesuburan lainnya.

3. Malaikat Israfil , tugasnya dalam soal-soal yang berhubung kait dengan qiamat, seperti meniup sangkakala tanda qiamat, meniup sangkakala tanda manusia dibangkitkan di padang mahsyar dan lain-lain.

4. Malaikat Izrail , tugasnya adalah mencabut nyawa dan membawa nyawa itu kemana mestinya.

5. Malaikat Munkar dan
6. Nakir , tugas kedua-duanya adalah menyoal manusia yang sudah mati di alam kubur. Datang dengan wajah yang seram dan menakutkan bagi orang-orang yang mati membawa dosa dan hati yang tidak selamat. Dan sebaliknya wajah yang mereka tampilkan akan sangat indah dan menyejukkan pada mereka yang matinya husnul khatimah

7. Malaikat Rakib , tugasnya adalah menuliskan amalan baik manusia.

8. Malaikat Atid , tugasnya adalah mencatat amalan jahat manusia. Kedua-dua malaikat rakib atid itu sentiasa mengiringi manusia dimana saja mereka berada dan kemana sana mereka pergi. Malaikat rakib atid itu merupakan sekelompok malaikat yang jumlahnya sebanding dengan jumlah manusia sepanjang zaman.

9. Malaikat Malik , tugasnya adalah menjaga Neraka dengan penampilan yang sangat menakutkan dan mengerikan bagi para penghuni Neraka.

10. Malaikat Ridwan , tugasnya adalah menjaga Syurga dengan penampilan yang sangat menyenangkan para penghuni Syurga.

Itulah sepuluh malaikat yang wajib kita mengenal dan meyakininya sungguh-sungguh tanpa dicelahi keragu-raguan walaupun sedikit. Bukan hanya difikiran tetapi sampai terasa kewujudannya dihati. Sampai kita dapat membaca salam kepada mereka dan berkomunikasi dengan mereka.

Untuk itu tentu kita tidak cukup hanya belajar ilmu tauhid berkenaan dengan malaikat itu, tetapi mesti kita sentiasa bertafakkur, mujahadah, menghayati ibadah dan berdoa selalu, memohon kepada Allah agar kita diberi keyakinan yang sempurna kepada Allah dan apa-apa yang Tuhan perintahkan kepada kita untuk meyakininya. Dengan itu mudah-mudahan subur rasa bertuhan dan rasa kehambaan di hati kita, hingga benar-benar bersih hati kita, hijab dibukakan oleh Allah dan tidak ada batas lagi antara kita dengan malaikat.

Dari nama-nama malaikat di atas hanya tiga yang disebut dalam Al Qur’an, yaitu Jibril (QS 2 Al Baqarah : 97,98 dan QS 66 At Tahrim : 4), Mikail (QS 2 Al Baqarah : 98) dan Malik (QS Al Hujurat). Sedangkan Israfil, Munkar dan Nakir disebut dalam Hadits.

Nama Malaikat Maut, Izrail, tidak ditemukan sumbernya baik dalam Al Quran maupun Hadits. Kemungkinan nama malaikat Izrail didapat dari sumber Israiliyat. Dalam Al Qur’an dia hanya disebut Malaikat Maut. Walau namanya hanya disebut dua kali dalam Al Qur’an, malaikat Jibril juga disebut di banyak tempat dalam Al Qur’an dengan sebutan lain seperti Ruhul Qudus, Ruhul Amin dll.

Selain malaikat tersebut diatas Al Qur’an juga menyebutkan beberapa malaikat lainnya, seperti :

1. Malaikat Zabaniyah - 19 malaikat penyiksa dalam neraka
2. Hamalatul Arsy - empat malaikat pembawa Arsy Allah (pada hari kiamat jumlahnya akan ditambah empat menjadi delapan
3. Malaikat Rahmat (kitab Daqoiqul Akhbar)
4. Malaikat Kiraman Katibin - pencatat amal baik dan buruk
5. Malaikat Harut dan Marut

DOA DARI 70 RIBU MALAIKAT !!

Tiada seorang muslim pun yang membesuk saudaranya yang sakit, melainkan Allah mengutus baginya 70.000 malaikat agar mendoakannya kapan pun di siang hari hingga sore harinya, dan kapan pun di sore hari hingga pagi harinya.(musnad ahmad 2/110, syaikh ahmad syakir mengatakan bahwa sanadnya shahih).Syaikh Ahmad Abdurrahman al Banna dalam syarahnya menjelaskan, ‘Shalawat malaikat bagi anak adam ialah dengan mendoakan agar mereka diberi rahmat dan maghfirah. Sedang yang dimaksud dengan ‘kapanpun di siang hari’ yakni waktu ia menjenguk. Jika ia menjenguknya di siang hari, maka malaikat mendoakannya hingga sore hari dan bila ia menjenguknya di malam hari, maka malaikat mendoakannya hingga pagi. Oleh karena itu, orang yang berniat hendaknya berangkat sepagi mungkin di awal siang, atau bersegera begitu malam menjelang, agar semakin banyak didoakan malaikat.‘Siapa yang membesuk orang sakit di pagi hari akan diiring oleh 70.000 malaikat, semuanya memohonkan ampun untuknya hingga sore hari, dan ia mendapat taman di jannah.
Jika ia membesuknya di sore hari, ia akan diiring oleh 70 ribu malaikat yang semuanya memintakan ampun untuknya hingga pagi, dan ia mendapat taman di jannah.’(musnad ahmad 2/206, hadits 975. Syaikh ahmad syakir menilai hadits ini shahih)

AKU SAKIT, TETAPI KAMU TIDAK MENJENGUK-KU!
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pada hari kiamat Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,’Hai Anak Adam, Aku Sakit, tetapi kamu tidak menjenguk-Ku.’Dia berkata. ‘Wahai Rabb-ku, bagaimana saya menjenguk-Mu, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam?!’Dia berfirman, ‘Tidak tahukah kamu bahwa hamba-Ku, fulan, sakit, tetapi kamu tidak menjenguknya. Tidak tahukah kamu jika kamu menjenguknya, kamu akan mendapati Aku berada di sisi-Nya.’(diriwayatkan oleh Muslim, no. 2569)

HUKUM MENJENGUK ORANG SAKIT
Menjenguk orang sakit diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Al Bara bin Azib radhiyallahu anhu meriwayatkan, “Nabi menyuruh kita tujuh hal dan melarang kita tujuh hal. Beliau menyuruh kita untuk mengantarkan jenazah, menjenguk orang sakit, memenuhiundangan, menolong orang yang teraniaya, melaksanakn sumpah, menjawab salam, dan mendoakan orang yang bersin. Dan beliau melarang kita memakai wadah (bejana) dari perak, cincin emas, kain sutera, dibaj (sutera halus), qasiy (sutera kasar), dan istibraq (sutera tebal).(Bukhari no.1239; Muslim no.2066)Hadits-hadits yang memerintahkan kita untuk menjenguk orang sakit, membuat Imam Bukhari membuat “bab Wujubi ‘Iyadatil-Maridh” (Bab Kewajiban Menjenguk Orang Sakit) di dalam kitab shahih nya.Imam Ath Thabari menekankan bahwa menjenguk orang sakit merupakan kewajiban bagi orang yang diharapkan berkah (dari Allah datang lewat diri) nya, disunnahkan bagi orang yang memelihara kondisinya, dan mubah bagi mereka.Imam Nawawi mengutip kesepakatan ulama bahwa menjenguk orang sakit hukumnya bukan wajib, yakni wajib ‘ain, (melainkan wajib kifayah).

MANFAAT MENJENGUK ORANG SAKIT
Selain mendapat keutamaan sebagaimana hadits-hadits yang disebutkan diatas, menjenguk orang sakit memiliki beberapa manfaat, diantaranya:1. Menjenguk orang sakit berpotensi memberi perasaan dan kesan kepadanya bahwa ia diperhatikan orang-orang disekitarnya, dicintai, dan diharapkan segera sembuh dari sakitnya. Hal ini dapat menentramkan hati si sakit.2. Menjenguk orang sakit dapat menumbuhkan semangat, motivasi, dan sugesti dari pasien; hal ini dapat menjadi kekuatan khusus dari dalam jiwanya untuk melawan sakit yang dialaminya. Dalam dirinya ada energi hebat untuk sembuh.3. mencari tahu apa yang diperlukan si sakit.4. mengambil pelajaran dari penderitaan yang dialami si sakit.5. mendoakan si sakit6. melakukan ruqyah (membaca ayat-ayat tertentu dari Al Quran) yang syar’i.

MESKI SAKIT RINGAN, TETAP DIJENGUK!
Hadits-hadits yang ada, menyuruh dan mengajurkan untuk menjenguk orang sakit, baik yang sakit kecil maupun dewasa, anak-anak maupun orang tua, dari kaum laki-laki maupun wanita. Sakit ringan maupun berat. Yang sakit terpelajar atau bukan, orang kota maupun desa, pejabat maupun rakyat jelata, miskin maupun kaya, mengerti makna menjenguk orang sakit atau pun tidak.Menjenguk orang sakit tetap dianjurkan, bahkan terkadang, dalam kondisi tertentun menjadi wajib, tanpa melihat bentuk penyakit tersebut, apakah tergolong parah atau ringan. Hal ini sudah mulai memudar di antara kita, bahkan seringkali sebagian kita hanya merasa perlu menjenguk teman, saudara, atau kenalan yang sakit; jika sudah masuk rumah sakit. Sekian lama terbaring di rumah, hanya sedikit yang menjenguknya. Apalagi jika penyakit tersebut digolongkan penyakit ringan. Padahal, nabi shallallahu alaihi wa sallam menjenguk salah seorang sahabatnya yang ‘hanya’ sakit mata. Sakit mata biasa, bukan sejenis kebutaan atau penyakit mata berat lainnya!AL Hafizh Ibnu Hajar berkata, ‘mengenai menjenguk orang yang sakit mata, bahkan sudah ada hadits khusus yang membicarakannya, yaitu hadits Zaid bin Arqam, dia menceritakan, ‘Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjenguk saya karena saya sakit mata.’ (lihat adabul mufrad, no.532)

MENJENGUK LAWAN JENIS?
Wanita boleh menjenguk laki-laki yang sedang sakit, ataupun sebaliknya; meskipun bukan mahramnya. Akan tetapi, hal ini dengan syarat aman dari fitnah, menutup aurat, dan tidak terjadi khalwat (berduaan dengan lawan jenis).Aisyah radhiyallahu anha meriwayatkan,Ketika Rasulullah shallalallahu alaihi wa sallam tiba di madinah, Abu Bakar dan Bilal terserang demam. Kemudian, kata Aisyah, aku menemui mereka dan bertanya, ‘Ayah, bagaimana keadaanmu?’ ‘Wahai Bilal, bagaimana keadaanmu?”(HR. Bukhari no.5654)Ibnu Syihab meriwayatkan dari Abu Umamah bin Sahal bin Hanaif,’Bahwa dirinya diberitahu bahwasanya ada seorang wanita miskin yang sedang sakit. Kemudian Rasulullah Shallallahu Alahi wa Sallam pun diberitahu tentang sakitnya wanita tersebut. Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dahulu suka menjenguk orang-orang miskin dan menanyakan keadaan mereka.”(HR. Malik, Al Muwaththo’ no.531)

BOLEHKAN MENJENGUK ORANG MUSYRIK?
Menjenguk orang kafir oleh sabagian ulama dihukumi makruh..Hal ini dikarenakan: secara implisit (tidak langsung) merupakan penghormatan kepada mereka.(lihat At-Tamhid, Ibnu Abdil Bar, 24/276).Namun sebagia ulama yang lain berpendapat bolehnya menjenguk orang kafir apabila ada harapan untuk masuk islam. Pendapat ini lebih dekat kepada apa yang dilakukan oleh Rasullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.Anas bin Malik meriwayatkan,’Bahwasanya ada seorang anak muda Yahudi yang pernah menjadi pembantu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dia sakit, lalu Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam datang menjenguknya. Kemudian beliau bersabda, ‘Masuklah Islam!” Maka dia pun masuk Islam.”(HR. Bukhari no.5657)Sa’id bin Musayyib meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata,’Ketika Abu Thalib hendak dijemput kematian. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mendatanginya seraya bersabda, ‘Ucapkanlah ‘Laa ilaaha illa Allah’ sebuah kalimat yang bisa aku jadikan sebagai hujjah untukmu di sisi Allah kelak.’(HR. Bukhari no.6681)

Dialog Malaikat Jibril, Kerbau, Kelelawar, Ulat dan Cacing

Suatu ketika malaikat Jibril diperintah oleh Allah untuk bertanya kepada kerbau,
apakah ia senang dan bahagia diciptakan sebagai sesekor kerbau.
Maka pergilah Jibril menemui kerbau yang ketika itu sedang berenang di sebuah sungai di bawah teriknya sinar matahari.
Jibril pun bertanya kepadanya, “Hai Kerbau, apakah engkau senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor kerbau?”.
Kerbau menjawab, “Alhamdulillâh saya senang dan bahagia sekali diciptakan Allah menjadi seekor kerbau, sehingga saya bisa berenang di air sungai seperti ini. Daripada aku diciptakan sebagai seekor kelelawar yang mandi dengan air kencingnya sendiri.”
Kemudian, malaikat Jibril pun berangkat menemui kelelewar dan menanyakan apakah dia senang dan bahagia diciptakan sebagai kelelawar.
Kelelawarpun menjawab “Alhamdulillâh saya sangat senang dan bahagia diciptakan menjadi kelelawar, dengan sayap yang diberikan Allah saya bisa terbang ke mana saja dalam waktu yang singkat dan cepat. Daripada saya diciptakan sebagai seekor ulat yang ukuran tubuhnya kecil dan berjalan melata di atas bumi”.
Malaikat Jibrilpun berangkat menemui ulat dan bertanya kepadanya apakah ia senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor ulat.
Ulatpun menjawab, “Alhamdulillâh saya sangat senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor ulat, walaupun berjalan melata di muka bumi namun masih dapat menyaksikan dan menatap cahaya matahari. Tidak seperti cacing yang hidup di dalam tanah, tidak berani menatap matahari dan berjalan menarik tubuhnya”.
Maka Jibril pun berangkat menemui cacing dan bertanya kepadanya apakah ia senang dan bahagia diciptakan menjadi seekor cacing.
Cacingpun menjawab, “Alhamdulillâh saya senang dan bahagia diciptakan sebagai seekor cacing.
Walaupun tubuh saya kecil dan berdiam di dalam tanah serta tidak bisa menatap matahari,
namun kalau saya nanti mati saya tidak akan mempertanggungjawabkan apa yang telah aku lakukan kepada Tuhan.
Dari pada saya diciptakan menjadi manusia yang sempurna, namun jika dia tidak mampu beramal kebajikan dan menggunakan kesempurnaannya itu untuk beribadah kepada Tuhan, maka selamanya dia akan menerima siksa dari Tuhan.
Dari kisah di atas dapat diambil beberapa pelajaran. Pertama, bahwa dalam hidup di dunia ini kita haruslah selalu memandang ke bawah.
Jangan membiasakan diri memandang ke atas karena akan membuat kita “silau” karenanya.
Orang yang selalu melihat ke bawah akan senantiasa bersyukur dengan kondisinya apapun bentuknya. Sebab, dia akan merasakan bahwa kondisinya jauh lebih baik dan lebih sempurna bila dibandingkan orang lain.
Kedua, manusia selaku makhluk sempurna akan diminta pertanggungjawaban atas kesempurnaannya itu. Allah telah memberikan akal dan rohani kepadanya yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Dengan itu juga manusia dibebani dengan serangkaian tugas dan kewajiban yang mesti ditunaikannya. Jika dia tidak mampu maka kelak dia akan menerima siksa dari Allah. Berbeda halnya dengan binatang yang tidak akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah. Oleh karena itu, manusia haruslah mempersiapkan dirinya untuk menghadapi pertanyaan Tuhan nanti di akhirat dengan melakukan amal-amal shalih.

Malaikat di rumahmu

Suatu hari seorang bayi siap untuk dilahirkan ke dunia. Dia bertanya kepada Tuhan : "Para malaikat disini mengatakan bahwa besok engkau akan mengirimku ke dunia, tetapi bagaimana cara saya hidup disana, saya begitu kecil dan lemah"?

Dan Tuhan menjawab, "Saya telah memilih satu malaikat untukmu. Ia akan menjaga dan mengasihimu."

"Tapi disini, di dalam syurga, apa yang pernah saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa. Ini sudah cukup bagi saya untuk berbahagia."

"Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari. Dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan menjadi lebih berbahagia."

"Dan bagaimana saya bisa mengerti saat orang-orang bebicara kepadaku jika saya tidak mengerti bahasa mereka ?"

"Malaikatmu akan berbicara kepadamu dengan bahasa yang paling indah yang pernah kamu dengar; dan dengan penuh kesabaran dan perhatian, dia akan mengajarkan bagaimana cara kamu berbicara."

"Dan apa yang akan saya lakukan saat saya ingin berbicara kepadaMu ?"

"Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."

"Saya mendengar bahwa di Bumi banyak orang jahat. Siapa yang akan melindungi saya ?"

"Malaikatmu akan melindungimu, walaupun hal tersebut mungkin dapat mengancam jiwanya."

"Tapi, saya pasti akan merasa sedih kerana tidak melihatMu lagi."

"Malaikatmu akan menceritakan padamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu boleh kembali kepadaKu, walaupun sesungguhnya Aku akan selalu berada di sisimu."

Saat itu Syurga begitu tenangnya sehingga suara dari Bumi dapat terdengar, dan sang anak bertanya perlahan, "Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bolehkah Kamu memberitahuku nama malaikat tersebut ?

"Kamu akan memanggil malaikatmu, Ibu."

Ingatlah selalu kasih sayang ibu, berdoalah untuknya dan cintailah dia sepanjang masa.