Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

17 Oktober 2009

Mengenal Islam lewat injil dan mengenal kristen lewat Al Quran

seru, alis liat dialog antara Pendeta dan Ulama yang berbicara tentang kelahiran Nabi Muhammad yang di injil ternyata telah diramalkan. namun sengaja disamarkan oleh beberapa pihak yang tentunya ahli kitab.

tapi bukan itu yang ingin kita pelajari. kita mencoba yang sederhana aja, selain ilmu agama alis belum seberapa, juga ini Forum Aceh, yang rata2 muslim. metode ini sebenarnya gak baik dijadikan pedoman utama, artinya gak baik menjadikan kitab lain sebagai acuan agama kita. tapi untuk sebagai bahan study dan membuka pikiran, gak ada salahnya alis pelajari, ternyata banyak hal bisa kita telusuri. salah satunya adalah alis mempelajari tentang Islam yang ternyata telah diramalkan akan datang pada injil (lama dan baru) dan sejarah kristen pada Alquran.

kita mulai yang sederhana aja deh

Sebenarnya kalo dipandang logika (logika dulu nih), Islam dan kristen itu tetap memuja Allah (dengan berbagai macam namaNya), karena memang 2 agama ini berasal dari Allah, lewat 2 Manusia yang dalam Islam dikenal dengan Isa as. dan Muhammad SAW. sementara dalam kristen agak sedikit berbeda, mereka menganggap Isa as, yang dalam bahasa ibrani adalah Yesus adalah anak Tuhan, yang menjelma sebagai sebuah firman dan terkadang dianggap juga sebagai Tuhan.

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."(Yohanes 1:1).

"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaannya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. (Yohanes 1:14)

memang gak pentes banget kita menilai agama dengan logika, karena agama bukanlah rasional. akal kita gak akan sampai untuk memikirkan agama dengan segala kemuliannya.

sebenarnya, dalam Alquran dan Injil (lama dan baru), tidak ada sama sekali disebutkan kata-kata 'kristen', atau dalam bahasa inggris 'Christian', ada sih, tapi alis sedikit terkejut juga sih ternyata yang menamakan kristen itu adalah Barnabas dan Paulus yang hidup jauh tahun setelah Yesus membawa agama Nasrani.

"Setelah Barnabas datang dan melihat kasih karunia Allah, bersukacitalah ia. Ia menasihati mereka, supaya mereka semua tetap setia kepada Tuhan karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan. Lalu pergilah Barnabas ke Tarsus untuk mencari Sauius; dan setelah bertemu dengan dia, ia membawanya ke Antiokhia. Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil mengajar banyak orang. Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen."
(Kis 11:23-26)

ada lagi 6 kalimat dalam Surat Kisah itu disebutkan tentang Kristen, ada pada
Kisah 11:26, Kisah 26:28, Rm 16:7, 1 Kor 9:5, 2 Kor 12:2 dan 1 Ptr 4:16

beda dengan Islam, yang dengan tegas di Firmankan Allah:

"Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Al Maidah: 3)

Jadi sebenarnya Yesus sendiri gak pernah mendeklarasikan keyakinannya yang didapat dari Tuhan itu bernama kristen. malah yang lebih mantap lagi, ternyata yesus menyerukan kepada umatnya serta setan untuk menyembah Allah, salah satunya terdapat pada:

"Dan Iblis membawanya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memper*lihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada*Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku. " Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!" (Matius 4:8-10)

ok itulah cerita singkatnya, kita sekarang membahas adanya ramalan akan datangnya Islam di Dunia ini yang terdapat pada injil..

"Jikalau kamu mengasihi aku, turutlah segala hukumku. Dan aku akan mintakan kepada Bapa, maka Ia akan mengaruniakan kepada kamu Penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lamanya."(YOHANES 14:15 - 16 )

"Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!"(Ulangan 6:4)

“Aku akan menggoncangkan segala bangsa, dan Himda untuk semua bangsa ini akan datang, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman Tuhan semesta alam. Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman Tuhan semesta alam. Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman Tuhan semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi Syalom, demikianlah firman Tuhan semesta alam." (Haggai 2:7-9)

Himda. Ungkapan dalam bahasa ibraninya berbunyi “……ûb a’û hem?dat kal-hagowyim….” Yang secara harfiah berubah ke dalam bahasa inggris menjadi “ and will come the Himda of all nations” (dan akan datang Himda untuk semua bangsa). Akhiran hi dalam bahasa Ibrani, sebagaimana dalam bahasa Arab, diubah menjadi th, atau t apabila dalam kasus genitif. Kata “himda” berasal dari kata Ibrani –atau malah Arami- yang tidak dipakai lagi, yaitu hmd (konsonan-konsonan yang diucapkan hamad). Dalam bahasa Ibrani, hamad umumnya digunakan dalam arti keinginan, kerinduan, selera, dan hasrat yang besar.

Perintah kesembilan dari Decalogue (Sepuluh perintah) adalah : “Lo tahmod ish reikha” (janganlah engkau merindukan istri tetanggamu) dalam bahasa Arab kata kerja hamida, dari konsonan yang sama hmd, artinya terpuji, dan seterusnya. Apa yang lebih terpuji dan terkenal dan paling diharapkan, dirindukan dan diinginkan? Yang mana, dari 2 makna itu, kenyataan bahwa Ahmad dalam bentuk bahasa Arab dan Himda tetap tak terbantahkan dan meyakinkan.

{sumber : 'Menguak Misteri Muhammad' by Prof. David Benjamin Keldani}

hal ini sesuai dengan AlQuran:

Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata." (QS. Ash Shaff :6)

sementara kata Syalom, Adapun mengenai etimologi dan pengertian dari kata Syalom, Syalam¸ dan kata arab Salam, Islam, saya tidak perlu menghambat pembaca dengan membawa-bawa kedalam uraian-uraian lingustik. Setiap sarjana bahasa Semit mengetahui bahwa Syalom dan Islam berasal dari satu kata yang sama dan bahwa keduanya berarti "kedamaian, ketundukan, dan penyerahan diri".

{sumber : 'Menguak Misteri Muhammad' by Prof. David Benjamin Keldani}

dalam kitab Barnabas, sangat banyak kemunculan dan pengakuan Yesus kepada Muridnya tentang seseorang yang akan datang ke dunia, sebagai rahmat sekalian alam, ini ada beberapa yang udah alis temuin..bisa jadi lebih banyak

72:10. "Adapun tentang ketentuan tugasku, sesungguhnya aku datang untuk menyediakan jalan bagi utusan Allah yang akan datang dengan membawa tugas kelepasan alam ini.
72.13. Jawab Yesus, "Sesungguhnya, ia tidak akan datang pada masa kamu ini, tetapi ia akan datang kelak berbilang tahun di belakang kamu, yaitu pada waktu injilku ini dirusakkan dan hampir tidak terdapat lagi tiga puluh orang yang beriman.
96:5. Yesus menjawab, "Sebenarnya, Allah telah menjanjikan demikian itu tetapi aku ini bukan mesias yang ditunggu2 itu, karena sesungguhnya dia itu telah dijadikan sebelum aku dan akan datang kemudian aku nanti."
96:8. Yesus menjawab, "Demi Allah yang diriku ada di tangan hadirat-Nya, sesungguhnya aku ini bukan mesias yang ditunggu2 oleh segenap suku di muka bumi ini sebagaimana Allah telah menjadikan kepada bapak kita Ibrahim, katanya, 'Dengan turunan engkau, aku akan memberi berkah atas segenap suku di bumi ini.'
96:12. Dia akan datang dari sebelah selatan dengan membawa kekuatan, dan dia akan menghapuskan patung2 dan penyembahan2 patung2 berhala itu.

itu adalah sedikit gambaran yang udah alis cari-cari di sumber kristen dan tentunya sumber2 Islam. trus kalo ada sumber2 seperti itu, kenapa pendeta2 dan ahli kitab kristen masih membangkang juga? nah, sekarang kita masuk ke sumber AlQuran, sekalian kita membahas tentang kristen didalamnya..

"Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS Al Baqarah 146)

AlQuran dengan sangat bijaksana menceritakan kaum2 sebelum Islam seperti:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabi'in, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal salih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati (QS al Baqarah: 62).

apa maksudnya itu? artinya, sesungguhnya Yahudi, Nasrani dan Shabi'in (Pengikut nabi terdahulu), disamakan Allah bila dalam penerapan agamanya tetap menyembah Allah, tanpa adanya Tuhan lain tentunya, seperti konsep Trinitas dan apalah dalam Yahudi itu. karena kesombongannya, Yahudi yang diberikan Allah kepinteran dan kejeniusan, mereka dimurka oleh Allah melalui FirmanNya:

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang beriman adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang beriman adalah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena diantara mereka (orang-orang Nasrani itu) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, juga karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri." (QS AL Maiddah: 82)

sesunguhnya Nasrani dan yahudi itu benar2 laknat karena mereka mendustakan Ajaran Allah, seperti Firman Allah:

"Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka sama-sama membaca Al-Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka perselisihkan itu (QS Al Baqarah: 113).

dan sesungguhnya kisah nabi Isa as yang oleh orang kristen dikaitkan dengan Yesus sebenarnya juga diceritakan dalam AlQuran, yang lebih kurang sama dengan penceritaan Yesus pada Injil.
terdapat dalam QS Maryam 16-34

"Dan ceritakanlah tentang kisah Maria (Maryam) di dalam Al-Qur'an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur. Maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami (Jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang taqwa." Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu untuk memberimu seorang anak laki-laki yang Suci." Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah ada seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina." Jibril berkata: "Demikianlah Tuhanmu berfirman: "Hal itu adalah mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan." Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan." Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang sudah masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernadzar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara kepada seorang manusia pun pada hari ini." Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina," maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: "Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan." Berkata Isa: "Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan sejahtera semoga dilimpahan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dunia dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali." Itulah Isa putra Maryam yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya" (QS Maryam: 16-34).

ini sebagian bukti, letak perbedaan Islam dan kristen terdapat pada persepsi dimana Islam mengakui Isa as (yang oleh kristen dianggap Yesus) sebagai nabi sebelum Nabi Muhammad, dan sebagai Rasul pembawa Tauhid (mengesakan Allah). sementara kristen tidak mengakui Muhammad sebagai Rasul dan pembawa amanah, padahal di injil terdapat cerita tentang itu..

bisa jadi banyak yang gak tau tentang ini, bukan hanya muslim, tapi kristiani juga banyak yang gak tau, karena mereka punya kitab yang aduhai banyak kali. yang ada alis liat2 dikit dan kupas2 dikit ada 4, yaitu:

1.Markus yang dikompilasi pada 65-85 M
2.Matius yang dikompilasi pada 80-90 M
3.Lukas yang dikompilasi pada 80-110 M
4.Yohanes yang dikompilasi pada 85-115 M

Sementara itu, penafsirannya juga banyak banget untuk sebuah kitab Suci:

(1)KING JAMES VERSION (1611).
(2)REVISED STANDARD VERSION (1952). Dikeluarkan oleh kaum Protestan A.S. dengan perubahan-pelubahan atas dasar naskah-naskah yang lebih authentic. Terus-menerus direvisi, dengan APOCRYPHA untuk Katolik dan Orthodox Timur.
(3)THE YERUSALEM BIBLE (1966). Saduran Katolik, di mana Tuhan disebut "Yahweh." Bersejarah, karena lain dari naskah Latin oleh Jerome, dan adanya catatan-catatan kritik modern.
(4)NEW ENGLISH BIBLE (1970). Walaupun saduran gerejani dibawah perlindungan Anglican-Protestan, tapi mudah dibaca, bersumber dan naskah-naskah kuna tanpa tergantung pada terjemahan-terjemahan yang lebih dahulu. Apocrypha ada.
(5)NEW AMERICAN BIBLE (1970). Terbitan Katolik A.S. mutakhir, terjemahan dari bahasa-bahasa yang semula. Ini dan Yerusalem Bible mendesak bible dan DOUAY-RHEIMS, Bible Katolik yang lebih rendah mutunya dari KING JAMES.
(6)NEW AMERICAN STANDARD BIBLE (1971). Revisi yang disusun agak kaku dari saduran yang lebih dahulu dan diabaikan. Kesukaan kaum Fundamentalist. Dituduh agak memalsukan text agar Bible dipandang lebih tepat.
(7)THE LIVING BIBLE (1966). Dinista oleh kaum Purist karena kebebasannya dengan naskah. Paraphrase ini oleh seorang Injili KENNETH TAYLOR mempopulerkan Alkitab yang diperjual-belikan di supermarket dan kios.
(8)THE HOLY SCRIPTURES (1917). Wasiat Lama untuk umat Yahudi. Berdasar atas bible-bible yang lebih tua dalam bahasa Inggris. Para Sarjana akan tamatkan sebuah saduran modern yang lebih baik pada tahun 1980-an.
(9)NEW TESTAMENT IN MODERN ENGLISH (1958). Paraphrase dan seorang pendeta Inggris J.B. PHILLIPS, yang membuat injil-injil dan surat-surat mudah difahami.
(10) TODAY'S ENGLISH VERSION (1966). Sebuah terjemahan dan Perjanjian Baru dalam bahasa yang ringkas. Dari American Bible Society.
(11) NEW INTERNATIONAL VERSION (1973). Terbitan terakhir dari Perjanjian Baru oleh suatu panel internasional dari 108 sarjana yang berniat menerbitkan Bible yang lengkap pada tahun 1978.

sesungguhanya Umat kristen tidak bersatu dalam penafsiran Alkitab yang menurut Kristen adalah Firman TUhan, berbeda dengan Islam yang satu hati dalam menafsirkan AlQuran, namun memang terdapat perbedaan dalam penafsiran Hadist2 Nabi Muhammad

ini dulu...
seru juga belajar agama kristen, terima kasih untuk Amosart yang mulai belajar agama Islam
yang membuka pikiran alis untuk belajar agama lain selain Islam (tapi tentunya tetap berpegang teguh pada Tauhid)...

Mengenal Keluarga Muhammad Rasulllah SAW

Fatimah Az Zahra RA, Puteri Kesayangan Muhammad SAW

''Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira maka ia telah membahagiakanku.'' (Al Hadis) Di kalangan suku Quraisy, Fatimah dikenal fasih dan pintar. Ia meriwayatkan hadis dari ayahnya kepada kedua putranya Hasan dan Husein, suaminya Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Ummu Salamah, Salma Ummu Rafi', dan Anas bin Malik.

Kata 'Fatimah' berasal dari suku kata 'Fathama' yang berarti menyapih atau menghentikan atau menjauhkan. Sebuah riwayat marfu' menyebutkan, dinamakan 'Fatimah' karena Allah Ta'ala menjamin menjauhkan putri bungsu Nabi SAW berikut seluruh keturunannya dari neraka. Riwayat ini diketengahkan oleh al Hafidz ad-Dimasyqi. Sementara riwayat versi an-Nasa-i menyebutkan bahwa Allah Ta'ala akan membebaskan Fatimah beserta orang-orang yang mencintainya dari neraka.

Fatimah juga disebut al-Battul yang berarti memisahkan, karena kenyataannya ia memang terpisah atau berbeda dari wanita-wanita lain sesamanya, baik dari segi keutamaan, agama dan kecantikannya. Ada yang mengatakan, karena ia memisahkan diri dari keduniaan untuk mendekat kepada Allah Ta'ala.

Fatimah Az-Zahra sangat terkenal di dunia Islam, karena hidup paling dekat dan paling lama bersama Nabi Muhammad SAW. Dari dialah keturunan Nabi Muhammad berkembang yang tersebar di hampir semua negeri Islam. Di kalangan penganut syiah, dia dan Ali bin Abi Thalib dianggap sebagai ahlulbait (pewaris kepemimpinan) Nabi Muhammad SAW.

Fatimah dilahirkan di Makkah pada 20 Jumadil Akhir, 18 tahun sebelum Nabi Muhammad hijrah atau di tahun kelima dari kerasulannya. Dia adalah putri bungsu Nabi Muhammad SAW setelah Zainab, Ruqayah dan Ummu Kaltsum. Saudara laki-lakinya yang tertua Qasim dan Abdullah, meninggal dunia pada usia muda.

Setahun setelah hijrah, Fatimah dinikahkan dengan Ali bin bi Thalib. Banyak yang ingin menikahinya kala itu. Maklum saja, selain rupawan, ia adalah perempuan terhormat, anak Rasulullah SAW. Dia pernah hendak dilamar oleh Abu Bakar dan Umar, keduanya sahabat Nabi Muhammad SAW, namun ditolak secara halus oleh Rasulullah SAW.

Sementara itu, Ali tidak berani melamar Fatimah karena kemiskinannya. Namun Nabi Muhammad SAW mendorongnya dengan memberi bantuan sekadarnya untuk persiapan rumah tangga mereka. Maskawinnya sebesar 500 dirham (10 gram emas), sebagian diperolehnya dengan menjual baju besinya. Nabi Muhammad SAW memilih Ali sebagai suami Fatimah karena ia adalah anggota keluarga yang sangat arif dan terpelajar, di samping merupakan orang pertama yang memeluk Islam.

Dari perkawinan Fatimah dan Ali, lahirlah Hasan dan Husein. Keduanya terkenal sebagai tokoh yang meninggal terbunuh di Karbala. Tak lama kemudian lahir berturut-turut: Muhsin serta tiga orang putri, Zaenab, Ummu Kaltsum, dan Ruqoyyah.

Kehidupan rumah tangga Fatimah sangatlah sederhana, bahkan sering juga kekurangan. Beberapa kali ia harus menggadaikan barang-barang keperluan rumah tangga mereka untuk membeli makanan, sampai-sampai kerudung Fatimah pernah digadaikan kepada seorang Yahudi Madinah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka. Namun demikian, mereka tetap bahagia, lestari sebagai suami istri sampai akhir hayat.

Fatimah adalah putri kesayangan Rasulullah SAW. Suatu waktu Nabi Muhammad SAW pernah mengatakan kepada Ali, ''Fatimah adalah bagian dariku, siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku, siapa yang membuatnya gembira, maka ia telah membahagiakanku.'' Ini dikatakan oleh Rasulullah SAW sehubungan dengan keinginan seorang tokoh Quraisy untuk menikahkan anak perempuannya kepada Ali. Ali tidak menolak tetapi segera dicegah oleh Rasulullah SAW.

Sikap Nabi Muhammad SAW semakin keras ketika Abu Jahal manawarkan anak perempuannya kepada Ali. Nabi Muhammad SAW mengatakan, ''Ceraikan dulu Fatimah jika Ali berniat untuk menikahkannya.'' Ini merupakan bukti kuat akan kecintaan Rasulullah SAW kepada putri bungsunya ini. Memang Nabi Muhammad SAW sangat sayang kepada Fatimah. Sewaktu Nabi Muhammad SAW sakit keras menjelang wafatnya, Fatimah tiada hentinya menagis.

Nabi Muhammad SAW memanggilnya dan berbisik kepadanya, tangisannya semakin bertambah, lalu Rasulullah SAW berbisik lagi dan dia pun tersenyum. Kemudian hal tersebut ditanyakan orang kepada Fatimah, dan dia menjawab bahwa dia menagis karena ayahnya memberitahukan kepadanya bahwa tak lama lagi sang ayah akan meninggal, tapi dia tersenyum karena seperti kata ayahnya, dialah yang pertama akan menjumpainya di akhirat nanti.

Fatimah meninggal tak sampai selang setahun dari ayahnya. Diriwayatkan dari Aisyah RA, ''Fatimah wafat setelah enam bulan ayahnya, Rasulullah SAW, tepatnya pada hari Selasa bulan Ramadlan tahun 11 Hijriyah. Fatimah RA wafat dalam usia 28 tahun. Merasa ajal seudah dekat, dia membersihkan dirinya, memakai pakaian yang terbaik, memakai wewangian dibantu oleh iparnya, Asma bin Abi Thalib. Dia meninggal dengan satu pesan; hanya Ali, suaminya, yang boleh menyentuh tubuhnya.'' Fatimah adalah seorang wanita yang agung, seorang ahli hukum Islam. Dia adalah tokoh wanita dalam bidang kemasyarakatan, orangnya sangat sabar dan bersahaja, dan akhlaknya sangat mulia..

Ummi Khultsum, Puteri Rasulullah, "Anugerah" bagi Uthman

Khadijah mempunyai enam anak dari pernikahannya dengan Muhammad SAW. Anak pertama, Qasim ibn Muhammad, meninggal saat usianya menginjak dua tahun. Anak keduanya, Abdullah, juga meninggal saat masih kecil.

Muhammad SAW-Khadijah bahu membahu mendidik anak ketiga sampai keenam, semua perempuan, hingga dewasa. Beberapa sejarawan Muslim pernah melontarkan argumen, beberapa dari anak perempuannya itu bukan anak kandung Muhammad. Mereka adalah anak-anak Khadijah RA dari pernikahan sebelumnya.

Sebelum menikahi Muhammad, Khadijah pernah menikah dua kali. Suami pertamanya adalah Hala al-Taminia. Sepeninggal Hala, ia menikahi Otayyik. Menjelang usia 40 tahun, sang suami meninggal. Pernikahan ketiga, saat usianya menginjak 40 tahun, berlangsung pada tahun 595, dengan pemuda Muhammad yang saat itu usianya 25 tahun.

Usianya yang berkepala empat saat menikah lah yang menjadi argumentasi para sejarawan itu. Terlalu beresiko secara medis jika benar ia melahirkan enam anak.

Anak perempuan tertuanya, Zainab, menikah dengan Utsman bin Affan. Anak kedua dan ketiganya, Ruqayah dan Ummi Khultsum, menikah dengan dua anak Abu Lahab. Turunnya surat Al Lahab membuat keduanya mengakhiri pernikahannya.

Tak banyak catatan yang menuliskan perjalanan hidup Ummi Khulsum. Dalam satu catatan, ia disebut menikah pertama kali dengan Utaibah bin Abu Lahab. Pernikahan itu berakhir dengan perceraian, karena sang suami menolak Islam, bahkan memerangi.

Pada tahun ketiga Hijrah, ia menikah dengan suami almarhumah kakaknya, Ruqayah, yaitu Utsman bin Affan. Saat itu, Utsman tengah mengalami masa berkabung yang panjang karena kepergian istri yang amat dicintainya. Bahkan, pinangan Umar bin Khattab untuk putrinya, Hafshah, pun ditolaknya.

Penolakan Utsman ini mengantarkan Umar pada Rasulullah. Mendengar aduan itu, Rasulullah tersenyum dan berkata, ''Hafshah akan dinikahi oleh orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan Utsman sedangkan Utsman akan menikahi wanita yang lebih baik daripada Hafshah.''

Maka di akhir tahun 625, terjadilah perkawinan agung, Rasulullah mengawinkan Utsman dengan Ummi Kaltsum, sedang Hafshah menikah dengan Rasulullah SAW.

Saat menikahkan Ummi Khultsum, Rasulullah berkata pada putrinya itu, ''Sesungguhnya, suamimu itu sangat mirip dengan Ibrahim dan Muhammad, ayahmu.''

Kebahagiaan Utsman pun pulih. Hidup bersama Ummi Khultsum baginya sama membahagiakannya ketika ia menjadi suami Ruqayah. Namun usia perkawinan itu tidak lama. Enam tahun kemudian, tepatnya pada tahun 630, atau tahun ke sembilan Hijrah, Ummi Khultsum berpulang. Dari kedua perkawinannya, Ummi Khultsum tidak mempunyai anak.

Kepergian Ummi Khultsum kembali menorehkan kesedihan di hati Utsman. Bahkan, kesedihannya juga dirasakan dengan sangat oleh Muhammad SAW. Ia menyerukan kepada umatnya, ''Berikan anak perempuan kalian untuk menikah dengan Utsman. Jika saya punya putri ketiga (dua putrinya menikah dengan Utsman-red) maka sudah barang tentu akan saya nikahkan dengan dia. Namun semua putri saya sudah menikah semua.''

Ibn Asakir meriwayatkan dari Ali, Rasulullah SAW berkata pada Utsman, ''Jika saya mempunyai empat anak yang belum menikah, saya akan menikahkan mereka satu demi satu dengan Utsman, hingga tak seorang pun yang tidak pernah menikah dengannya.'' Meski kemudian Utsman menikah lagi, namun momorinya tentang Ruqayah dan Ummi Kaltsum tak pernah sirna..

Ruqayah, Puteri Rasulullah, Wanita yang Berhijrah Dua Kali

Ruqqayah lahir sesudah kakaknya, Zainab. Sesudah kedua orang itu, lahir Ummu Kaltsum yang menemani dalam hidupnya setelah Zainab menikah. Ketika Ruqqayah dan Ummu Kaltsum mendekati usia perkawinan, Abu Thalib meminang mereka berdua untuk kedua putra Abu Lahab. Ruqayah menikah dengan 'Utbah, dan Ummu Kaltsum menikah dengan 'Utaibah.

Tak lama setelah pernikahan itu, Rasulullah SAW menerima wahyu. Melihat sikap Abu Lahab yang memusuhi Islam, pernikahan mereka pun disudahi. Ruqayah kemudian menikah lagi dengan Utsman bin Affan. Selang beberapa waktu setelah menikah, mereka hijrah ke Habasyah. Ummu Kaltsum tetap tinggal bersama ayah dan ibunya.

Rombongan muhajir ke Habasyah (Ethiopia) membawa 11 orang pria dan empat orang wanita. Rombongan dipimpin oleh Utsman bin Affan, suami Ruqqayah. Mereka tinggalkan kesenangan hidup yang hanya sebentar, berupa harta, anak dan keluarga, serta negeri demi Allah. Mereka tinggalkan tanah airnya yang mahal dan berangkat menuju Habasyah, sebuah negeri yang jauh dengan penduduk yang berlainan bangsa, warna kulit, dan budaya, demi membela akidah yang diimaninya.

Hijrah ke Habasyah itu dilakukan karena mereka takut fitnah dan menyelamatkan agama mereka menuju Allah. Bukan menyebarkan agama Islam, karena Habasyah pada waktu itu menganut agama baru yang menyainginya. Namun Habasyah diperintah oleh raja yang santun. Hijrah ke Habasyah merupakan bagian dari peralihan dan kelanjutan perjuangan. Di negeri yang memberi ketenangan bagi mereka, iman Islam akan tetap menyala. Di negeri itu mereka tidak mengalami kekerasan dan gangguan.

Imam Adz-Dzahabi berkata: "Ruqayyah hijarah ke Habasyah bersama Utsman dua kali. Nabi SAW bersabda: "Sesungguhnya kedua orang itu (Utsman dan Ruqayyah) adalah orang-orang yang pertama hijrah kepada Allah sesudah Luth." Ruqqayah kembali bersama Utsman ke Mekkah dan mendapati ibunya Khadijah telah wafat. Kemudian kaum Muslimin pindah dari Mekkah ke Madinah semuanya. Ruqqayah juga ikut hijrah bersama suaminya, Utsman, sehingga dia menjadi wanita yang hijrah dua kali. Tak dirasakannya kesulitan-kesulitan selama hijrah, ia teguhkan hatinya untuk berhijrah dan setia selalu mendampingi suaminya.

Hijrah ke Madinah ini menandai batas dua periode perjuangan nabi yakni periode Mekah dan periode Madinah. Hijrah di sini mengandung arti politis, mempersatukan kaum Muhajirin dengan kaum Anshor. Sesampai Nabi di Madinah -- sebelum masuk kota -- beliau mendirikan masjid Quba, masjid pertama di zaman Islam. Dalam Alquran, masjid ini disebut "masjid yang ditegakkan atas takwa" (QS At-Taubah [9]: 109).

Hijrah Nabi SAW ini juga merupakan satu titik baru pengembangan dakwah menuju kondisi masyarakarat yang lebih baik. Sebab, selama berdakwah di Makkah, Rasulullah SAW banyak mengalami kendala berupa tantangan dan ancaman dari masyarakatnya sendiri, kaum kafir Quraisy. Kondisi buruk itu terus berlangsung selama kurun waktu 13 tahun sejak Nabi Muhammad SAW menerima risalah kerasulan.

Pada saat yang sama, di Madinah dakwah Rasul mendapatkan sambutan yang cukup baik. Beliau pun melihat adanya peluang bagi tegaknya kekuasaan Islam di sana. Oleh karena itu, Nabi SAW sesuai perintah Allah melakukan hijrah. Beliau meninggalkan tanah kelahirannya di Makkah menuju Madinah. Di Madinahlah Rasulullah SAW berhasil memantapkan dakwah Islam sekaligus menegakkan kekuasaan Islam dalam institusi Daulah Islamiyah. Di kota ini pula, Ruqqayah kembali kepada Tuhannya setelah menderita sakit demam. Utsman mengalami masa berkabung yang cukup panjang, bahkan ia menolak 'pinangan' Umar bin Khattab untuk menikahkannya dengan putrinya, Hafshah.

Penolakan Utsman ini mengantarkan Umar pada Rasulullah. Mendengar aduan itu, Rasulullah tersenyum dan berkata, ''Hafshah akan dinikahi oleh orang yang lebih baik dari Abu Bakar dan Utsman sedangkan Utsman akan menikahi wanita yang lebih baik daripada Hafshah.'' Kemudian Rasulullah SAW mengawinkan Utsman dengan Ummu Kaltsum. Sedang Hafshah menikah dengan Rasulullah SAW.

Zainab, Puteri Rasulullah, dan Kado Kalung Onyx dari Zafa

Ibu mana yang tidak berbahagia melihat anaknya memasuki gerbang pernikahan. Istri Rasulullah, Khadijah binti Khuwailid, juga merasakannya. Di hari pernikahan Zainab, putri pertamanya, dengan Abil 'Ash bin Rabi', Khadijah pergi menemui pasangan itu untuk memberikan doa. Tak hanya itu, ia melepaskan kalung batu onyx Zafar yang dikenakannya dan menggantungkannya ke leher putrinya. Kado pengantin.

Sang menantu adalah kemenakannya sendiri, anak Halah binti Khuwailid, saudara perempuan Ummul Mu'minin itu. Menginjak remaja, Halah datang untuk meminang Zainab. Semua pihak ridha, termasuk Zainab sendiri.

Zainab dilahirkan pada tahun ke-30 setelah kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai anak ketiga pasangan saudagar tanah Arab, Khadijah bib Khuwailid dan Muhammad (sebelum menjadi rasul Allah). Dua anak sebelumnya, Kasim dan Abdullah, meninggal saat mereka masih bayi.

Usai menikah, Zainab diboyong ke rumah keluarga Abil Ash. Dari pernikahan itu, lahirlah dua anak yang rupawan, Ali dan Umamah. Ali meninggal ketika masih kanak-kanak dan Umamah tumbuh dewasa dan kemudian menikah dengan Ali bin Abi Thalib RA, setelah wafatnya Fatimah RA.

Komunikasi ibu-anak hanya terjalin sesekali. Ketika Zainab mendengar ayahnya menerima wahyu dan Allah, ia turut mengimani. Namun tidak dengan suaminya. Demi mengabdi kepada sang suami, ia bertahan dalam perkawinannya. Kendati ia paham betul, suaminya ada dalam barisan orang-orang yang memusuhi Rasulullah SAW.

Kalung onyx Zafar itu sudah berada dalam timangan pasukan Islam berjumlah 313 orang di bawah pimpinan Zaid bin Haritsah RA. Kilauan batu di kalung itu sangat khas, karena berasal dari Zafar, sebuah gunung di Yaman. Tak sembarang orang bisa memiliki benda yang sangat berharga di zamannya tersebut.

Kalung itu milik istri pimpinan rombongan khafilah Quraisy yang memerangi Islam, Abul 'Ash bin Rabi'. Ia dihadang pasukan Muslim usai berniaga di Suriah. Mereka menjadi tawanan.

Zainab, sang istri, sedih mendengar kabar itu. Saat perwakilan kaum Quraisy Makkah hendak menebus pada tawanan, Zainab mengirimkan kalungnya yang terbuat dari batu onyx Zafar hadiah dari ibunya, Khadijah binti Khuwailid RA. Ia mengirimkannya sebagai tebusan bagi bebasnya sang suami.

Tak sampai hitungan hari, kalung itu sampai di tangan Rasulullah SAW. Utusan Allah ini pun dengan segera mengenalinya. Hanya satu perempuan yang memiliki kalung ini, Khadijah, istrinya tercinta.

''Seorang Mukmin adalah penolong bagi orang Mukmin lainnya. Setidaknya mereka memberikan perlindungan. Kita lindungi orang yang dilindungi oleh Zainab. Jika kalian bisa mencari jalan untuk membebaskan Abul 'Ash kepada Zainab dan mengembalikan kalungnya itu kepadanya, maka lakukanlah,'' kata Rasulullah.

Abul 'Ash dan kalung itu dikembalikan pada Zainab. Pada kesempatan itu, Beliau melarang Zainab mendatangi Abul 'Ash. Lelaki itu haram bagi putrinya karena masih dalam kekafiran.

''Sabarlah, wahai suamiku, Engkau tidak halal bagiku selama engkau tetap memeluk agama itu. Maka serahkan aku kepada ayahku atau masuklah Islam bersamaku. Zainab tidak akan menjadi milikmu sejak hari ini, kecuali bila engkau beriman pada agama yang aku imani.''

Kesetiaan Zainab diuji untuk kedua kalinya. Di tengah malam, Abil Ash memasuki Madinah pada waktu malam dan mohon kepada Zainab agar melindungi dan membantunya untuk mengembalikan hartanya. Bukan harta Abil tepatnya, tapi harta titipan kaum Quraisy. Dia pulang dari berniaga, ketika pasukan Muslim menghadang dan merampas barang bawaannya.

Zainab memohon kepada Rasulullah agar harta rampasan itu dikembalikan. Rasul SAW mengutur orang menemui pimpinan pasukan yang merampas harta Abil.

Mereka berkata akan mengembalikannya asal Abil masuk Islam. Abil Ash menjawab, "Sungguh buruk awal Islamku, jika aku mengkhianati amanatku." Namun, pasukan Muslim tetap mengembalikannya.

Laki-laki itu pun kembali ke Makkah dengan membawa hartanya dan harta orang banyak. Setelah mengembalikan harta kepada pemiliknya masing-masing, Abil Ash berdiri dan berkata :"Wahai, kaum Quraisy, apakah masih ada harta seseorang di antara kalian padaku?" Mereka menjawab :"Tidak."

Maka, kalimat mulai itu pun keluar dari mulutnya, "Aku bersaksi tiada tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Demi Allah, tiada yang menghalangi aku masuk Islam di hadapannya, kecuali karena aku khawatir mereka menyangka aku ingin makan harta kalian. Setelah Allah menyampaikannya kepada kalian dan aku selesai membagikannya, maka aku masuk Islam."

Asy-Sya'bi berkata :"Zainab masuk Islam dan hijrah, kemudian Abil Ash masuk Islam sesudah itu, dan Islam tidak memisahkan antara keduanya." [Adz-Dzahabi, "Siyar A'laamin Nubala'. Demikian pula kata Qatadah : Dia berkata :"Kemudian diturunkan surah Baro'ah sesudah itu. Maka, jika ada seorang wanita masuk Islam sebelum suaminya, dia hanya boleh mengawininya dengan nikah baru."]

Abil Ash keluar dari Mekkah, hijrah menuju Madinah dengan mendapat petunjuk iman dan keyakinan. Suami isteri yang saling mencintai bertemu untuk kedua kalinya setelah lama berpisah. Akan tetapi isteri yang setia itu telah menunaikan kewajiban dan menyelesaikan urusan dunianya ketika menyadarkan laki-laki yang dicintainya serta memenuhi hak suaminya sesuai dengan kadar cintanya kepada suami. Tidak lama setelah pertemuan itu, Zainab meninggal dunia.

Zainab meninggal dunia pada tahun 8 Hijriah. Orang-orang yang memandikan jenazahnya ketika itu, antara lain ialah Ummu Aiman, Saudah binti Zam'ah, Ummu Athiyah, dan Ummu Salamah RA. Rasulullah SAW berpesan kepada mereka yang akan memandikan jenazahnya ketika itu, ''Basuhiah dia dalam jumlah yang ganjil, 3 atau 5 kali atau lebih jika kalian merasa lebih baik begitu. Mulailah dari sisi kanan dan anggota-anggota wudhu. Mandikan dia dengan air dan bunga. Bubuhi sedikit kapur barus pada air siraman yang terakhir. Jika kalian sudah selesai beritahukaniah kepadaku.''

Ketika itu, rambut jenazah dijalin menjadi tiga jalinan, di samping, dan di depan, lalu dikebelakangkan. Setelah selesai dari memandikan jenazah, Ummu Athiyah memberitahu Rasulullah. Lalu Nabi SAW memberikan selimutnya dan berkata, "Kafanilah dia dengan kain ini."

Dalam perjalanan ke Syam, suaminya mengenang, ''Puteri Al-Amiin, semoga Allah membalasnya dengan kebaikan dan setiap suami akan memuji sesuai dengan yang diketahuinya.

Khadijah rha, Istri Rasulullah Yang Selalu Dikenang

Beliau adalah seorang sayyidah wanita sedunia pada zamannya. Dia adalah putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah. Dijuluki ath-Thahirah yakni yang bersih dan suci. Sayyidah Quraisy ini dilahirkan di rumah yang mulia dan terhormat kira-kira 15 tahun sebelum tahun fill (tahun gajah). Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya. Suatu ketika, beliau mencari orang yang dapat menjual dagangannya, maka tatkala beliau mendengar tentang Muhammad sebelum bi'tsah (diangkat menjadi Nabi), yang memiliki sifat jujur, amanah dan berakhlak mulia, maka beliau meminta kepada Muhammad untuk menjualkan dagangannya bersama seorang pembantunya yang bernama Maisarah. Beliau memberikan barang dagangan kepada Muhammad melebihi dari apa yang dibawa oleh selainnya. Muhammad al-Amin pun menyetujuinya dan berangkatlah beliau bersama Maisarah dan Allah menjadikan perdagangannya tersebut menghasilkan laba yang banyak. Khadijah merasa gembira dengan hasil yang banyak tersebut karena usaha dari Muhammad, akan tetapi ketakjubannya terhadap kepribadian Muhammad lebih besar dan lebih mendalam dari semua itu. Maka mulailah muncul perasaan-perasaan aneh yang berbaur dibenaknya, yang belum pernah beliau rasakan sebelumnya. Pemuda ini tidak sebagamana kebanyakan laki-laki lain dan perasaan-perasaan yang lain. Akan tetapi dia merasa pesimis; mungkinkah pemuda tersebut mau menikahinya, mengingat umurnya sudah mencapai 40 tahun? Apa nanti kata orang karena ia telah menutup pintu bagi para pemuka Quraisy yang melamarnya? Maka disaat dia bingung dan gelisah karena problem yang menggelayuti pikirannya, tiba-tiba muncullah seorang temannya yang bernama Nafisah binti Munabbih, selanjutnya dia ikut duduk dan berdialog hingga kecerdikan Nafisah mampu menyibak rahasia yang disembuyikan oleh Khodijah tentang problem yang dihadapi dalam kehidupannya. Nafisah membesarkan hati Khadijah dan menenangkan perasaannya dengan mengatakan bahwa Khadijah adalah seorang wanita yang memiliki martabat, keturunan orang terhormat, memiliki harta dan berparas cantik.Terbukti dengan banyaknya para pemuka Quraisy yang melamarnya. Selanjutnya, tatkala Nafisah keluar dari rumah Khadijah, dia langsung menemui Muhammad al-Amin hingga terjadilah dialog yang menunjukan kelihaian dan kecerdikannya:
Nafisah : Apakah yang menghalangimu untuk menikah wahai Muhammad?
Muhammad : Aku tidak memiliki apa-apa untuk menikah .
Nafisah : (Dengan tersenyum berkata) Jika aku pilihkan untukmu seorang wanita yang kaya raya, cantik dan berkecukupan, maka apakah kamu mau menerimanya?
Muhammad : Siapa dia ?
Nafisah : (Dengan cepat dia menjawab) Dia adalah Khadijah binti Khuwailid
Muhammad : Jika dia setuju maka akupun setuju.
Nafisah pergi menemui Khadijah untuk menyampaikan kabar gembira tersebut, sedangkan Muhammad al-Amin memberitahukan kepada paman-paman beliau tentang keinginannya untuk menikahi sayyidah Khadijah. Kemudian berangkatlah Abu Tholib, Hamzah dan yang lain menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin Asad untuk melamar Khadijah bagi putra saudaranya, dan selanjutnya menyerahkan mahar.

Setelah usai akad nikah, disembelihlah beberapa ekor hewan kemudian dibagikan kepada orang-orang fakir. Khadijah membuka pintu bagi keluarga dan handai taulan dan diantara mereka terdapat Halimah as-Sa'diyah yang datang untuk menyaksikan pernikahan anak susuannya. Setelah itu dia kembali ke kampungnya dengan membawa 40 ekor kambing sebagai hadiah perkawinan yang mulia dari Khadijah, karena dahulu dia telah menyusui Muhammad yang sekarang menjadi suami tercinta. Maka jadilah Sayyidah Quraisy sebagai istri dari Muhammad al-Amin dan jadilah dirinya sebagai contoh yang paling utama dan paling baik dalam hal mencintai suami dan mengutamakan kepentingan suami dari pada kepentingan sendiri.

Allah memberikan karunia pada rumah tangga tersebut berupa kebehagaian dan nikmat yang berlimpah, dan mengkaruniakan pada keduanya putra-putri yang bernama al-Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqqayah, Ummi Kalsum dan Fatimah. Kemudian Allah Ta'ala menjadikan Muhammad al-Amin ash-Shiddiq menyukai Khalwat (menyendiri), bahkan tiada suatu aktifitas yang lebih ia sukai dari pada menyendiri. Beliau menggunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah di Gua Hira' sebulan penuh pada setiap tahunnya. Beliau tinggal didalamnya beberapa malam dengan bekal yang sedikit jauh dari perbuatan sia-sia yang dilakukan oleh orang-orang Makkah yakni menyembah berhala dan lain –lain. Sayyidah ath-Thahirah tidak merasa tertekan dengan tindakan Muhammad yang terkadang harus berpisah jauh darinya, tidak pula beliau mengusir kegalauannya dengan banyak pertanyaan maupun mengobrol yang tidak berguna, bahkan beliau mencurahkan segala kemampuannya untuk membantu suaminya dengan cara menjaga dan menyelesaikan tugas yang harus dia kerjakan dirumah. Apabila dia melihat Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pergi ke gua, kedua matanya senantiasa mengikuti suaminya terkasih dari jauh. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tinggal di dalam gua tersebut hingga batas waktu yang Allah kehendaki, kemudian datanglah Jibril dengan membawa kemuliaan dari Allah sedangkan beliau di dalam gua Hira' pada bulan Ramadhan. Jibril datang dengan membawa wahyu.Selanjutnya bila Nabi Saw keluar dari gua menuju rumah beliau dalam kegelapan fajar dalam keadaaan takut, khawatir dan menggigil seraya berkata: "Selimutilah aku ….selimutilah aku …".
Setelah Khadijah meminta keterangan perihal peristiwa yang menimpa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, beliau menjawab:"Wahai Khadijah sesungguhnya aku khawatir terhadap diriku". Maka Istri yang dicintainya dan yang cerdas itu menghiburnya dengan percaya diri dan penuh keyakinan berkata: "Allah akan menjaga kita wahai Abu Qasim, bergembiralah wahai putra pamanku dan teguhkanlah hatimu. Demi yang jiwaku ada ditangan-Nya, sugguh aku berharap agar anda menjadi Nabi bagi umat ini. Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selamanya, sesungguhnya anda telah menyambung silaturahmi, memikul beban orang yang memerlukan, memuliakan tamu dan menolong para pelaku kebenaran.

Adapun Khadijah adalah seorang yang pertama kali beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan yang pertama kali masuk Islam. Allah memilih kedua putranya yang pertama Abdullah dan al-Qasim untuk menghadap Allah tatkala keduanya masih kanak-kanak, sedangkan Khadijah tetap bersabar. Beliau juga melihat dengan mata kepalanya bagaimana syahidah pertama dalam Islam yang bernama Sumayyah tatkala menghadapi sakaratul maut karena siksaan para thaghut hingga jiwanya menghadap sang pencipta dengan penuh kemuliaan. Beliau juga harus berpisah dengan putri dan buah hatinya yang bernama Ruqayyah istri dari Utsman bin Affan radhiallâhu 'anhu karena putrinya hijrah ke negeri Habsyah untuk menyelamatkan diennya dari gangguan orang-orang musyrik. Beliau saksikan dari waktu ke waktu yang penuh dengan kejadian besar dan permusuhan. Akan tetapi tidak ada kata putus asa bagi seorang Mujahidah. Beliau laksanakan setiap saat apa yang difirmankan Allah Ta'ala :
"Kamu sungguh-sungguh akan duji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberikan kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, ganguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang di utamakan ". (Ali Imran:186).

Begitulah Sayyidah mujahidah tersebut telah mengambil suaminya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam sebagai contoh yang paling agung dan tanda yang paling nyata tentang keteguhan diatas iman. Oleh karena itu, kita mendapatkan tatkala orang-orang Quraisy mengumumkan pemboikotan mereka terhadap kaum muslimin untuk menekan dalam bidang politik, ekonomi dan kemasyarakatan dan mereka tulis naskah pemboikotan tersebut kemudian mereka tempel pada dinding ka'bah; Khadijah tidak ragu untuk bergabung dengan kaum muslimin bersama kaum Abu Thalib dan beliau tinggalkan kampung halamannya untuk menempa kesabaran selama tiga tahun bersama Rasul dan orang-orang yang menyertai beliau menghadapi beratnya pemboikotan yang penuh dengan kesusahan dan menghadapi kesewenang-wenangan para penyembah berhala. Hingga berakhirlah pemboikotan yang telah beliau hadapi dengan iman, tulus dan tekad baja tak kenal lelah. Sungguh Sayyidah Khadijah telah mencurahkan segala kemampuannya untuk menghadapi ujian tersebut di usia 65 tahun. Selang enam bulan setelah berakhirnya pemboikotan itu wafatlah Abu Thalib, kemudian menyusul seorang mujahidah yang sabar -semoga Allah meridhai beliau- tiga tahun sebelum hijrah. Dengan wafatnya Khadijah maka meningkatlah musibah yang Rasul hadapi. Karena bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, Khadijah adalah teman yang tulus dalam memperjuangkan Islam. Begitulah Nafsul Muthmainnah telah pergi menghadap Rabbnya setelah sampai pada waktu yang telah ditetapkan, setelah beliau berhasil menjadi teladan terbaik dan paling tulus dalam berdakwah di jalan Allah dan berjihad dijalan-Nya. Karena itulah beliau berhak mendapat salam dari Rabb-nya dan mendapat kabar gembira dengan rumah di surga yang terbuat dari emas, tidak ada kesusahan didalamnya dan tidak ada pula keributan didalamnya. Karena itu pula Rasulullah bersabda: "Sebaik-baik wanita adalah Maryam binti Imran, sebaik-baik wanita adalah Khadijah binti Khuwailid".

Kisah Aisyah rha

Seorang gadis kecil periang berumur sembilan tahun sedang gembira bermain-main dengan teman-temannya. Rambutnya awut awutan dan mukanya kotor karena debu. Tiba-tiba beberapa orang yang sudah agak tua muncul dari sebuah rumah di dekat situ dan datang ke tempat anak-anak tadi bermain-main. Mereka lalu membawa anak gadis itu pulang, memberinya pakaian yang rapi, dan malam itu juga, gadis itu dinikahkan dengan laki-iaki paling agung di antara manusia, Nabi ummat Islam. Suatu penghormatan paling unik yang pernah diterima seorang wanita. Aisyah adalah salah seorang putri tersayang Sayidina Abu Bakar ra, sahabat Nabi yang setia, yang kemudian menggantikan Nabi sebagai Khalifah Islam yang pertama.

Aisyah rha. lahir di Mekkah 614 Masehi, delapan tahun sebelum permulaan zaman Hijrah. Orangtuanya sudah memeluk agama Islam. Sejak mulai kecil anak gadis itu telah dididik sesuai dengan tradisi paling mulia – agama Islam – dan dengan sempurna dipersiapkan dan diberinya hak penuh untuk kemudian menduduki tempat yang mulia. Ia menjadi istri Nabi selama sepuluh tahun. Masih muda sewaktu dinikahkan dengan Nabi, tetapi ia memiliki kemampuan sangat baik sehingga dapat menyesuaikan diri dengan tugas barunya. Kehadirannya membuktikan bahwa ia seorang yang cerdas dan setia, dan sebagai istri, sangat mencintai tokoh dermawan paling besar bagi umat manusia.
Di seluruh dunia, ia diakui sebagai pembawa riwayat paling otentik bagi ajaran Islam seperti apa yang telah disunahkan oleh suaminya. Ia di anugerahi ingatan yang sangat tajam, dan mampu mengingat segala pertanyaan yang diajukan para tamu wanita kepada Nabi, serta juga mengingat segenap jawaban yang diberikan oleh Nabi. Diingatnya secara sempurna semua yang disampaikan Nabi kepada para delegasi dan jemaah di masjid. Karena kamar Aisyah itu bersebelahan dengan masjid, dengan cermat dan tekun ia mendengarkan dakwah, ta’lim, dan mudzakarah Nabi dengan para sahabat dan orang-orang lain. Ia mengajukan juga pertanyaan-pertanyaan kepada Nabi tentang soal-soal yang sulit dan rumit sehubungan dengan ajaran agama Islam. Hal-hal inilah yang menyebabkan ia menjadi ilmuwan dan periwayat yang paling besar dan paling otentik bagi sunnah Nabi dan ajaran Islam.

Aisyah tidak ditakdirkan hidup bersama-sama dengan Nabi untuk waktu yang lama. Pernikahannya itu berlangsung hanya sepuluh tahun saja. Tahun 11 Hijrah, 632 Masehi, Nabi wafat dan dimakamkan di kamar yang dihuni Aisyah. Nabi digantikan oleh seorang sahabat yang setia, Abu Bakar ra, sebagai khalifah islam yang pertama. Aisyah terus menduduki urutan pertama, dan setelah Fathima rha. meninggai dunia di tahun 11 Hijrah, Aisyah dianggap sebagai wanita yang paling penting di dunia Islam. Tetapi ayahnya, Abu Bakar, tidak berumur panjang. Ia meninggal dunia dua setengah tahun setelah wafat Nabi. Selama kekuasaan Umar al-Faruq, khalifah yang kedua, Aisyah menduduki posisi sebagai ibu utama di seluruh daerah-daerah Islam yang secara cepat makin meluas. Orang datang untuk meminta nasihat-nasihatnya yang bijaksana tentang segala hal yang pen ting. Umar terbunuh dan kemudian Khalifah Usman. Dua peristiwa kesyahidan tersebut telah mengguncangkan sendi-sendi Islam, dan menjurus kepada perpecahan yang tragis di kalangan umat Islam. Keadaan itu sangat merugikan agama yang sedang menyebar luas dan berkembang dengan cepat, yang pada waktu itu telah menjalar sampai ke batas pegunungan Atlas di sebelah Barat, dan ke puncak-puncak Hindu Kush di sebelah Timur. Aisyah tidak dapat tinggal diam sebagai penonton dalam menghadapi oknum-oknum pemecah-belah itu. Dengan sepenuh hati ia membela mereka yang menuntut balas atas kesyahidan khalifah yang ketiga. Di dalam Perang Unta, suatu pertempuran melawan Ali, khalifah yang keempat, pasukan Aisyah kalah dan ia terus mundur ke Madinah di bawah perlindungan pengawal yang diberikan oleh putra khalifah sendiri. Beberapa orang sejarawan yang menaruh minat terhadap peristiwa itu, baik yang Muslim maupun yang bukan, memberikan kritik kepada Aisyah dalam pertempuran melawan Ali. Tetapi tidak seorang pun yang meragukan kesungguhan hati dan keyakinan Aisyah untuk menuntut balas bagi darah Usman.

Aisyah menyaksikan berbagai perubahan yang dialami oleh Islam selama tiga puluh tahun kekuasaan khalifah yang saleh. Ia meninggal dunia tahun 678 Masehi. Ketika itu kekuasaan berada di tangan Muawiyah. Penguasa ini amat takut kepada Aisyah dengan kritik-kritiknya yang pedas berkenaan dengan negara Islam yang secara politis sedang berubah itu. Ibu Utama agama Islam ini terkenal dengan bermacam ragam sifatnya kesalehannya, umurnya, kebijaksanaannya, kesederhanaannya, kemurahan hatinya, dan kesungguhan hatinya untuk menjaga kemurnian riwayat sunnah Nabi. Kesederhanaan dan kesopanannya segera menjadi obor penyuluh bagi wanita Islam sejak waktu itu juga. Ia menghuni ruangan yang berukuran kurang dari 12 X 12 kaki bersama-sama dengan Nabi. Ruangan itu beratap rendah, terbuat dari batang dan daun kurma, diplester dengan lumpur. Pintunya cuma satu, itu pun tanpa daun pintu, dan hanya ditutup dengan secarik kain yang digantungkan di atasnya.

Selama masa hidup Nabi, jarang Aisyah tidak kekurangan makan. Pada malam hari ketika Nabi mengembuskan napasnya yang tera khir, Aisyah tidak mempunyai minyak Waktu Khalifah Umar berkuasa, istri dan beberapa sahabat Nabi mendapatkan tunjangan yang cukup besar tiap bulannya. Aisyah jarang menahan uang atau pemberian yang diterimanya sampai keesokan harinya, karena semuanya itu segera dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkannya. Pada suatu hari di bulan Ramadhan, waktu Abdullah ibn Zubair menyerahkan sekantung uang sejumlah satu lakh dirham, Aisyah membagikan uang itu sebelum waktu berbuka puasa.

Aisyah pada zamannya terkenal sebagai orator. Pengabdiannya kepada basyarakat, dan usahanya untuk mengembangkan pengetahuan orang tentang sunnah dan fiqh, tidak ada tandingannya di dalam catatan sejarah Islam. Jika orang menemukan persoalan mengenai sunnah dan fiqh yang sukar untuk dipecahkan, soal itu akhirnya dibawa kepada Aisyah, dan kata kata Aisyah menjadi keputusan terakhir. Kecuali Ali, Abdullah ibn Abbas dengan Abdullah ibn Umar, Aisyah juga termasuk kelompok intelektual di tahun-tahun pertama Islam.

Ibu Agung Agama Islam ini mengembuskan napas yang terakhir 17 Ramadhan, 58 Hijriah (13 Juli, 678 Masehi). Kematiannya menimbulkan rasa duka terutama di Madinah dan di seluruh dunia Islam. Aisyah rha. bersama Khadijah rha. dan Fathima az-Zahra rha. dianggap sebagai wanita yang paling menonjol di kalangan wanita Islam. Kebanyakan para ulama menempatkan Fathimah rha. di tangga teratas, diikuti oleh Khadijah rha, dengan Aisyah rha sebagai yang terakhir. Tapi ulama ibn Hazim malah menempatkan Aisyah rha. nomor dua sesudah Nabi Muhammad SAW, di atas semua istri, sahabat, dan rekan-rekannya. Menurut Allama ibn Taimiya, Fatima-lah yang berada di tempat teratas, karena ia itu anak tersayang Nabi, Khadijah itu agung karena dialah orang pertama yang memeluk agama Islam. Tetapi, tidak seorang pun yang menandingi Aisyah mengenai peranannya dalam menyebarluaskan ajaran Nabi.

Sepuluh Tanda Hati Kita Mati

Menurut Syeikh Ibrahim Adham, antara sebab atau tanda-tanda hati mati ialah :

1. Mengaku kenal Allah swt, tetapi tidak menunaikan hak-hak-Nya

2. Mengaku cinta kepada Rasulullah saw, tetapi mengabaikan sunnah baginda.

3. Membaca al-Quran, tetapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya.

4. Memakan nikmat-nikmat Allah swt, tetapi tidak mensyukuri atas pemberian-Nya.

5. Mengaku syaitan itu musuh, tetapi tidak berjuang menentangnya.

6. Mengaku adanya nikmat syurga, tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya.

7. Mengaku adanya siksa neraka, tetapi tidak berusaha untuk menjauhinya.

8. Mengaku kematian pasti tiba bagi setiap jiwa, tetapi masih tidak bersedia untuknya.

9. Menyibukkan diri membuka keaiban orang lain, tetapi lupa akan keaiban diri sendiri.

10. Menghantar dan menguburkan jenazah/mayat saudara se-Islam, tetapi tidak mengambil pengajaran daripadanya.

Bagaimana dengan hati kita ???

Apa sich thogut itu...

Thoqhut adalah tuhan-tuhan batil. Bentuk-bentuk thaqhut bermacam-macam.
mari kita lihat satu-persatu.

1. Jin. Mari kita simak Qs 72:6
"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki diantara manusia meminta
perlindungan kepada beberapa laki-laki diantara jin, maka jin-jin itu
menambah bagi mereka dosa dan kesalahan."
Jin adalah mahluk ciptaan Allah yang dibuat dari Api. Jin ini sering
disembah, diberi sesajian, ditakuti, padahal jin lebih rendah kedudu-
kannya dari manusia. Di Tanah air sering kita dengar keris sakti
(diisi jin) dan batu cincin sakti (juga didisi jin), karena "kesaktian
tersebut (tipu daya jin) keris dan batu cincin diyakini dapat melindungi
pemakainya, batu cincin dan keris menjadi taqhut.

2. Berhala, lihat Qs 7: 191 sampai dengan 198. Sangat jelas berhala
menjadi Thaghut, padahal berhala itu dibuat oleh manusia (191), tidak
mampu memberikan pertolongan kepada penyembah-penyembahnya dan dirinya
sendiri (192), tidak dapat memperkenankan seruan/permintaan (193),
mahluk lemah (194), tidak memiliki kemampuan apa-apa (195).

3. Manusia, simak Qs 9:31
"Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai
tuhan selain Allah, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; Tidak ada
tuhan selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan."

4. Hawa nafsu, lihat pembahasan aqidah (1) uaitu Qs 25:43. Dipertegas lagi
pada Qs 45:23 sbb:
"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai
tuhannya dan Allah membiarkannnya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah
telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan penutupan
atas penglihatannya? ..."

5. Aturan selain aturan Allah. Simak Qs 4:61
" Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah
beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturun-
kan sebelum kamu? mereka hendak berhakim kepada thaghut (ctt: thaghut
dalam arti hukum selain hukum Allah - lihat ctt Terjemahan Dept. Agama),
padahal mereka telah diperintahkan mengingkari thaghut itu. Dan syaitan
bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya."


Menetapkan sesuatu tidak berdasarkan hukum Allah, berarti mengikuti
thaqhut. Allah menciptakan manusia, Allah paling tahu karakteristik
ciptaanNya, kemudian Allah turunkan aturan-aturan (hukum-hukum)
berdasarkan fitrah ciptaanNya, maka Hukum Allah paling tepat buat
ciptaanNya itu. Berhukum selain hukum Allah berarti melanggar fitrah.

Firman Allah yang memperkuat sbb: "Wa man la yahkum bima anzalallah
faulaika humul kafirun" (tolong dicek ayat ini ada di surat mana")
artinya: siapa yang berhukum selain hukum Allah dia kafir

6. Benda-benda alam spt batu, bintang, matahari, hewan dsb. (masuk ketegori
berhala)

Al-Hadist

Dari Abu Hurairah Rodhiyallohanhu, Rosullulloh Shollallohu Alaihi Wa Sallam Bersabda " Bukanlah orang yang kuat itu yang pandai bergulat akan tetapi orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan jiwanya ketika marah".(HR Bukhori 6114. Muslim

Al-Hadist

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah sekali-sekali salah seorang dari kamu makan dengan tangan kirinya dan jangan pula minum dengan tangan kiri. Karena syaitanlah yang makan dan minum dengan tangan kiri," (HR Muslim).

Al-Hadist

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah sekali-sekali salah seorang dari kamu makan dengan tangan kirinya dan jangan pula minum dengan tangan kiri. Karena syaitanlah yang makan dan minum dengan tangan kiri," (HR Muslim).