Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

28 September 2009

Minal aidin wal faidzin bukan ucapan minta maaf....

Sungguh ironis tradisi ucapan yang mengungkapakan maksud permohonan ma'af pada saat Hari Raya Idul Fitri pada kaum Muslimin dan Muslimat Indonesia. Saya yakin,mayoritas masyarakat Indonesia mengucapkan permohonan ma'af dengan kalimat” Minal Aidin Wal Faidzin-Mohon ma'af lahir dan batin.” Terlepas, entah tahu atau tidak makna kalimat Minal Aidin wal faidzin yang sebenarnya, saya yakin mayoritas umat Muslim di Indonesia ini memaknai Minal Aidin wal Faidzin dengan arti Mohon ma'af lahir dan Batin. Padahal sesungguhnya jika kita lihat arti sebenarnya dari terjemahan bahasa arab akan makna Minal Aidin wal faidzin, maka kita akan mengtahui bahwasanya artinya bukan “Mohon ma'af lahir dan batin.”

Tapi tidak apa-apa jika seseorang masih belum merngetahui. Karena, hukumnya bagi yang belum mengetahui adalah tidak berdosa.

Jika kita sudah mengetahui makna yang sebenarnya,maka wajib bagi kita untuk tidak mengucapkannya lagi sebagai niatan ingin menyampaikan permohonan ma'af. Dan sudah menjadi kewajiban pula bagi kita untuk memeberikan ilmu ini kepada masyarakat mulai dari kerabat dekat,keluarga ,sahabat, hingga masyarakat luas, jika kita sudah tahu makna benarnya.

Di bawah ini adalah penjelasan saya terkait dengan makna “Minal Aidin wal Faidzin” dan tradisi ma'af - ma'afan di Hari Raya Idul Fitri. Semoga bermanfaat, :

MIN AL AIDIN WAL FAIDZIN
Jika kita mengartikannya secara bahasa dengan cara dipotong-potong kalimatnya,

Min, artiinya “termasuk”.
Al-aidin, artinya”orang-orang yang kembali”
Wa, artinya “dan”
Al-faidzin, artinya “ menang”.
Sehingga makna MINAL AIDIN WAL FAIDZIN adalah “termasuk dari orang-orang yang kembali(dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang menang”.

Sehingga ketika ada yng mengucapan kalimat “MINALAIDIN WAL FAIDZIN-MOHON MA'AF LAHIR DAN BATIN”, maka ia sama saja mengatakan, “Termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perjuangan ramadhan) sebagai orang yang menang, mohon ma'af lahir dan batin”.

Ucapan MINAL AIDIN WAL FAIDZIN berasal dari riwayat yang tidak bisa dijadikan dalil, termasuk lemah (Dho’if), atau tingkat riwayatnya dibawahnya lagi. Kalimat ini merupakan lengkapan dari kalimat do’a :
”Taqabbalallahu minna wa minkum, shiyamana wa shiyamakum minal aidin wal faidzin”

Yang artinya,
“Semoga Allah menerima amal-amal kami dan kamu, Dan semoga Ia menjadikan kami dan kamu termasuk dari orang-orang yang kembali(dari perjuangan Ramdhan sebagai orang yang menang.”

Dari Riwayat tersebut yang benar dari “Taqabbalallahu…sampai…shiyamakum”.(tanpa minal Aidin wal faidzin)

Jadi mengucapkan minalaidin walfaidzin jika kita mengucapkannya dengan niat ingin mencontoh kebiasaan Rosulullah atau istilah arabnya ittiba’qauly, jatuhnya bisa menjadi Bid’ah, Tapi kalau niatnya hanya untuk “Ingin mendoakan sesama Saudara seiman”, Insya Allah, tidak salah. Bahkan hal yang baik.

Sedangkan bahasa arabnya ucapan “mohon ma'af lahir dan batin” yang benar salah satunya adalah “Asalukal afwan zahiran wa bathinan”. Atau “wa al afwu minkum”. “Bukan Minal aidin wal faidzin”

Ma'af - ma'afan dalam 'Aidul- Fitri juga sebenarnya hanya tradisi saja. Karena tidak ada riwayat satupun yang kuat maupun yang lemah yang menyatakan Rosulullullah pernah melakukannya. Riwayat yang ada hanya “Taqabbalallahu…sampai…shiyamakum”.(tanpa minal Aidin wal faidzin). Jadi, jika kita berma'af - ma'afan dengan niat ittiba’(mencontoh) Rosulullah, jatuhnya jadi bid’ah. Tapi jika sekedar hanya ingin memanfaatkan momen lebaran untuk berma'af - ma'afan Insya Allah tidak mengapa, dan tidak perlu menggunakan bahasa arab karena itu seperti kita meminta ma'af atas kesalahan-kesalahan kita seperti hari-hari biasa atau waktu lain selain lebaran.

–wallahu a’lam bi-ash-showab—

Tidak ada komentar:

Posting Komentar